JAKARTA – Ibu Negara Brasil, Janja Lula da Silva, memberikan sejumlah masukan berharga bagi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia. Masukan tersebut disampaikan usai dirinya meninjau langsung pelaksanaan program MBG di kawasan Halim, Jakarta Timur.
Menurut Juru Bicara Badan Gizi Nasional (BGN), Dian Fatwa Janja menyoroti pentingnya pembangunan dapur MBG di setiap sekolah guna mempercepat distribusi makanan bergizi bagi siswa.
“Ibu Janja sempat menanyakan soal dapur di sekolah karena di Brasil mereka menerapkannya seperti itu. Kami akan menerapkannya nanti di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terpencil),” jelas Dian di SD Angkasa 05 Halim, Jakarta Timur.
Dian menilai, skema distribusi tersentral seperti yang diterapkan di Brasil memang lebih efektif untuk menjaga kualitas makanan. Namun, untuk wilayah perkotaan yang memiliki populasi besar, model masif dan cepat dinilai lebih sesuai demi menjamin keamanan pangan.
Selain soal dapur sekolah, Janja juga mendorong penggunaan produk pangan dari petani lokal dalam pelaksanaan program MBG.
“Ada kewajiban mengambil bahan pangan dari petani lokal, dan itu sudah diatur dalam undang-undang di Brasil,” ujar Dian.
Dian menambahkan, beberapa Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) di Indonesia sebenarnya sudah mulai menggunakan bahan baku lokal. Namun, di kawasan Halim, upaya tersebut masih dalam tahap awal pengembangan.
“Kami masih di tahap awal. Bukan berarti tidak menggunakan bahan lokal, tapi infrastrukturnya memang sedang kami bangun,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, juga sempat mengusulkan konsep dapur sekolah mandiri. Konsep ini memberi kewenangan bagi sekolah untuk mengelola program MBG secara langsung tanpa melalui SPPG.
Dukungan terhadap skema dapur sekolah juga datang dari kalangan peneliti dan pemerhati pendidikan. Salah satunya, peneliti Celios Media Wahyudi Askar, menilai pengelolaan MBG berbasis sekolah dapat memperkuat keterlibatan komunitas.
“Program MBG seharusnya dikelola oleh sekolah dan lingkungan terdekat agar manfaatnya lebih terasa,” ujar Media Wahyudi awal Oktober lalu.
Menanggapi berbagai usulan tersebut, Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyatakan bahwa lembaganya terbuka terhadap konsep dapur sekolah.
“Kitchen school boleh saja. Kalau sekolahnya mampu, kenapa tidak? Kita bisa kombinasikan nanti,” ungkap Nanik di Jakarta, pada Kamis (23/10) lalu.
Dengan berbagai masukan dari Brasil dan dukungan dari berbagai pihak di dalam negeri, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat semakin efektif dalam meningkatkan gizi anak-anak Indonesia sekaligus memberdayakan petani lokal.
