MBG Indonesia Ungguli Brasil: Penerima Manfaat Lebih Cepat, Cakupan Lebih Luas, dan Anggaran Lebih Besar

JAKARTA – Agenda kunjungan kenegaraan Lula ke Indonesia adalah meninjau program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Presiden RI Prabowo Subianto akan meninjau langsung ke salah satu sekolah penerima manfaat, Kamis 23/10.

Sebelumnya dalam beberapa kali kesempatan, Prabowo memang sering menyinggung program MBG ini dengan program MBG di Brasil. Prabowo kerap menyinggung bahwa Brasil menyalurkan MBG untuk 40 juta penerima manfaat dengan waktu 11 tahun.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia mencatat capaian luar biasa dalam waktu singkat. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, program ini telah menjangkau 36,7 juta penerima manfaat. Angka tersebut mencakup anak sekolah SD hingga SMA, santri pesantren, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita.

Sebagai perbandingan, Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) di Brasil membutuhkan waktu 11 tahun untuk menjangkau 40 juta penerima manfaat, yang cakupannya terbatas hanya pada anak sekolah. Perbandingan ini menunjukkan efektivitas dan kecepatan pelaksanaan MBG Indonesia dalam memperluas jangkauan penerima manfaat secara nasional.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa keberhasilan MBG merupakan hasil komitmen pemerintah dalam memastikan generasi muda Indonesia mendapatkan asupan gizi seimbang.

“Brasil butuh sebelas tahun untuk melayani 40 juta orang, sementara Indonesia hanya butuh satu tahun untuk mencapai 36,7 juta. Ini menunjukkan kerja nyata seluruh pihak,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataannya di Jakarta, dikutip dari Kompas.com (15/8/2025).

Dari sisi cakupan dan tujuan, MBG Indonesia memiliki dimensi yang lebih luas. Jika PNAE difokuskan hanya pada siswa sekolah dasar dan menengah, maka MBG juga menargetkan kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita, sebagai upaya menyeluruh untuk mengatasi stunting dan meningkatkan kualitas gizi nasional.

Perbedaan signifikan juga terlihat pada besaran anggaran. PNAE di Brasil mengalokasikan sekitar Rp 4.000 per penerima manfaat per hari, sementara MBG Indonesia memberikan alokasi hingga Rp 15.000 per orang.

Nilai yang lebih besar ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi berkualitas tinggi yang memenuhi standar gizi seimbang.

PNAE di Brasil sudah memiliki sejarah panjang, pertama kali diluncurkan pada tahun 1955 dan kini dikelola oleh Fundo Nacional de Desenvolvimento da Educação (FNDE).
Program ini bahkan diperingati setiap tahun pada 21 Oktober sebagai Hari Pemberian Makanan Sekolah Nasional.
Sementara itu, MBG yang baru berjalan setahun tengah berada dalam tahap penyempurnaan sistem distribusi, pengawasan kualitas, dan digitalisasi data penerima manfaat.

Menurut Badan Gizi Nasional (BGN), MBG dibiayai langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tujuan utama program ini bukan hanya untuk mengatasi kelaparan, tetapi juga menurunkan angka stunting secara signifikan dan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan**.

Dengan keberhasilan menjangkau puluhan juta penerima dalam waktu singkat, MBG dinilai menjadi salah satu program gizi nasional paling progresif di dunia, melampaui capaian banyak negara berkembang lainnya.

“Kecepatan dan ketepatan distribusi MBG menjadi tonggak penting dalam sejarah kebijakan sosial Indonesia,” ujar Kepala BGN, seperti dikutip dari Bisnis.com (20/10/2025).

Capaian MBG ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen kuat terhadap pembangunan manusia berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui kebijakan gizi yang inklusif dan terukur.