Penemu Jepang Perkenalkan Pakaian Kesehatan “Relive Wear”

Penemu pakaian kesehatan asal Jepang, Takashi Sasaki (kanan) memperkenalkan produk pakaian kesehatan Relive Wear dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 16 April 2025 (Foto: Istimewa)

Jakarta – Penemu pakaian kesehatan asal Jepang Takashi Sasaki yang juga Direktur Perwakilan Relive Co., Ltd memperkenalkan produk teknologi kesehatan dalam bentuk kaos dan topi sebelum peluncurannya secara resmi di pasar Indonesia.

“Untuk pertama kalinya di Asia. Kami ingin menghadirkan bentuk baru kesehatan ke wilayah Asia, dengan Indonesia sebagai titik awal,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Ia menjelaskan , Relive Wear bekerja memperlancar aliran darah serta membuat kekuataan tubuh menjadi jauh lebih baik. Dengan mengenakan kaos itu badan tidak mudah capai atau lemas serta tidak kaku, tetapi menjadi fleksibel dan mudah tidur (tidak ada hambatan untuk bisa tidur).

Relive Wear bekerja dengan menempatkan titik-titik penting aliran darah manusia di atas permukaan kaos. Titik-titik tersebut berisi semacam bahan serbuk batu khusus yang dibuat di Jepang yang akan memperlancar aliran darah manusia.

Dengan efek kesehatan tersebut kehidupan masyarakat yang telah memanfaatkan teknologi Relive akan berubah drastis dan lebih bahagia, dan di Jepang sendiri produk teknologi pakaian kesehatan tersebut sudah banyak digunakan oleh para atlet basket ball, volly ball, dan penari balet.

“Performance mereka menjadi lebih bagus dan prestasi mereka meningkat. Kami telah menjalin kerja sama dengan asosiasi dan organisasi olah raga untuk mendukung para atlet Jepang,” ujarnya.

Selain atlet, lanjut Sasaki, Relive Wear yang diluncurkan di Jepang pada 2017 lalu juga banyak digunakan oleh orang-orang dengan pekerjaan berat seperti petani, perawat, pekerja bangunan, bahkan anak-anak dan warga lanjut usia.

Sasaki berharap perusahaan pakaian fungsional yang turut dipimpinnya dapat memasarkan dan menjual teknologi Relive di Indonesia yang memiliki populasi besar sehingga turut membuat masyarakat di Tanah Air semakin sehat.

Dia juga mengharapkan Relive Wear ke depan dapat diproduksi di Indonesia agar harga kaos kesehatan yang saat ini dijual 8.000 yen (sekitar 945.000 rupiah) itu dapat semakin terjangkau oleh masyarakat di Indonesia.

Selain dalam bentuk kaos, teknologi Relive juga dibuat dalam bentuk topi dan pakaian dalam, dan sejauh ini sekitar 2,3 juta potong produk Relive telah terjual di Jepang serta telah digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat di sana.

“Di masa depan Indonesia akan menjadi basis penting untuk ekspansi kami di Asia, dam kami akan melanjutkan upaya untuk berkontribusi kepada masyarakat Indonesia secara keseluruhan, termasuk dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan penciptaan lapangan kerja melalui Relive Wear,” kata Sasaki.(**)