160 Bangunan Liar Akhirnya Jadi Dibongkar

Alat berat diturunkan untuk merobohkan ratusan bangunan liar di sisi selatan Kalimalang, Rabu (10/12/2014).
Alat berat diturunkan untuk merobohkan ratusan bangunan liar di sisi selatan Kalimalang, Rabu (10/12/2014).

BERITABEKASI.CO.ID, BEKASI BARAT – Dinas Tata Kota Bekasi membongkar 160 bangunan semi permanen dari di jalan KH.Noer Alie sisi Selatan Kalimalang, Kecamatan Bekasi Barat, Rabu (10/12/2014).
Sebanyak, 150 personil diterjunkan yang terdiri dari anggota Kepolisian, TNI, Satpol PP Kota Bekasi, dan Pegawai Dinas Tata Kota Bekasi. Tidak ada perlawanan dari masing-masing pedagang yang menempati bangunan tersebut.
Sebelumnya Dinas Tata Kota Bekasi sudah melakukan peringatan kepada 22 pemilik kios atau lahan yang akan dibongkar 3 bulan berturut-turut.
Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lahan dan Bangunan (Wasdal), Nurdin Manurung menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Tata Kota Bekasi akan melakukan penataan pedestrian (pejalan kaki, jalur hijau, dan jalur sepeda).
Sepanjang jalan KH.Noer Alie sisi Selatan sepanjang jalan Kalimalang sepanjang 2 kilometer menggunakan lahan milik PJT II dan tanah masyarakat.
puluhan anggota Satpol PP Kota Bekasi membantu mengeluarkan minuman keras yang berada di dalam bangunan liar yang dahulunya berfungsi sebagai lapo tuak, Rabu (10/12/2014).
puluhan anggota Satpol PP Kota Bekasi membantu mengeluarkan minuman keras yang berada di dalam bangunan liar yang dahulunya berfungsi sebagai lapo tuak, Rabu (10/12/2014).

“Rencana pembangunan fisik jalur pedestrian tersebut akan dikerjakan pada tahun 2015, dengan menggunakan anggaran APBD 2015,” ujarnya.
“Sementara jalur yang terbentang dari BCP hingga Sumber Artha melewati 2 Kecamatan yaitu Bekasi Barat dan Bekasi Selatan, 3 Kelurahan yakni Kayuringin Jaya, Jaka Sampurna, dan Bintara Jaya,” terangnya.
Sementara itu, salah satu pemiliki kios, Neni Safitri (35) menambahkan, dirinya pasrah direlokasi. Ia mengingatkan agar pemkot berlaku adil dimana setelah ini tidak ada lagi pedagang di jalur pedestrian.
“Kami warga negara yang baik makanya kami nurut diperlakukan dengan adil karena kami ini rakyat kecil walaupun kita di gusur kita terima saja, jika memang jalur ini jalur pedestrian jangan ada warung lagi terus dijual lagi,” cetusnya kesal. (wok)