BERITABEKASI.CO.ID, JAKARTA – Perkembangan teknologi dasawarsa ini semakin pesat khususnya dalam bidang telekomunikasi sehingga mendorong berbagai operator selular berkompetisi untuk mengembangkan kualitas jaringan mereka.
Salah satu cara yang dilakukan guna tercapainya kualitas jaringan yang bagus dalam bidang komunikasi adalah dengan memperbanyak jumlah Base Transceiver Station (BTS) atau masyarakat kerap menyebutnya dengan tower seluler.
Pembangunan tower tersebut juga bukan tanpa kendala, karena banyaknya banyak dampak dari pendirian tower tersebut. Tak hanya berhenti sampai disitu pembangunan Base Transceiver Station (BTS) juga memerlukan izin dari pemerintah daerah dan tentunya warga yang tinggal diwilayah sekitar akan dibangun BTS, sehingga dengan begitu barulah bts atau tower tersebut baru dapat dibangun.
Dalam kesempatan ini, beritabekasi.co.id berhasil berbincang dengan Vice President Regional Jabodetabek PT XL Axiata Tbk, Titus Dondi disela – sela Launching layanan terbaru (promo) real mobile 4G- LTE (Long Term Evolution) untuk mengetahui perkembangan BTS tower XL yang berada di Bekasi.
Vice President Regional Jabodetabek Bapak Titus Dondi mengungkapkan bahwa dirinya tidak hafal dengan jumlah BTS di Bekasi, akan tetapi secara keseluruhan jumlah tower XL di Jabodetabek berjumlah 12.000 tower.
“Jumlah tower di Bekasi saat ini tidak hafal, nanti saya kirim datanya, akan tetapi kalau untuk total jumlah tower saat ini se jabodetabek sejumalh 12.000 tower, ” ungkapnya.
Titus menerangkan bahwa sejauh ini pihaknya tidak mendapatkan kendala dalam perizinan dan XL dalam setiap mendirikan BTS atau Tower mengikuti regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat, selain itu memiliki perjanjian dengan pemilik lahan ataupun dengan vendor tower.
Menyikapi apabila nantinya Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi sudah tidak mengijinkan dibangunnya bts dan digantikan oleh Fiber Optik, Titus Dondi mengatakan, jika tdk ada tower saya rasa itu bukan XL saja yang mempunyai dampaknya akan tetapi semua provider yang lain pun akan merasakan hal yang sama.
“Itu akan menjadi isu nasional, untuk layanan telekomunikasi itu sudah menjadi layanan publik kalau misalkan daerah Bekasi tidak ada tower sebelum diganti dengan sistem Fiber Optic, semua operator dipastikan tidak mendapatkan signal,” Ucapnya.
Titus menerangkan bahwa solusi menggunakan Fiber Optic itu sudah sangat tepat karena XL dari awal berdiri sudah mempunyai jalur Fiber Optic. Fiber Optic yang dimaksud adalah harus jalur sendiri satu kolom pipa khusus untuk provider, jangan sampai tumpang tindih dengan kabel lain seperti kabel PLN dan lain – lain. sehingga masyarakat Bekasi bisa mendapatkan layanan telekomunikasi mobile yang jauh lebih sempurna dan lebih baik.
“Kami selaku provider sangat mendukung semua keputusan yang dikeluarkan pemerintah, bahkan XL akan senang hati karna kita punya teknologi Fiber Optic. Bahkan di seluruh Jawa pihak XL sudah pasang Fiber Optic untuk mendukung keperluan teknologi komunikasi mobile melalui jalur kereta api,” tegasnya.
Terkait pangsa pasar pengguna XL di Kota dan Kabupaten Bekasi, dirinya mengaku belum mengukur secara rinci, akan tetapi bila dilihat se-Jabodetabek tahun ini ada peningkatan 20% dibandingkan pada tahun 2013 lalu yang kenaikannya hanya sekitar 18%. (ton)