Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu komponen penting dari strategi Amatil yang sejalan dengan target pemerintah Indonesia khususnya pengurangan emisi karbon.
“Kita telah bertekad untuk mengurangi emisi karbon dan jejak lingkungan, sekaligus meningkatkan kemampuan kami dalam menghasilkan lebih banyak minuman dan menyegarkan lebih banyak orang,” ujar Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability Lucia Karina saat menjadi narasumber pada gelaran website seminar (webinar) yang diselenggarakan Kompas bekerjasama dengan Institute For Essential Services Reform (IESR) dengan tajuk ”Siapkah Indonesia Tanpa Energi Fosil”.
Amatil Indonesia menjadi satu dari beberapa narasumber yang hadir: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo, serta Ketua Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Tri Mumpuni.
Investasi Energi Terbarukan oleh Amatil Indonesia
Disampaikan Ibu Karina bahwa Amatil Indonesia memandang investasi energi terbarukan sebagai perwujudan komitmen mencapai Sustainability Ambitions 2020-2040; yakni emisi nol bersih karbon pada tahun 2040.
Selain investasi panel surya, dalam upaya mencapai net zero carbon kita terus berinvestasi dalam program-program efisiensi energi di semua operasi bisnis kami. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan:
• mentransformasi lemari pendingin yang digunakan oleh para pelanggan dengan model yang lebih hemat energi, serta mengganti zat pendingin yang lebih ramah lingkungan.
• konversi boiler, pembangkit listrik, dan energi forklift dari bahan bakar diesel menjadi gas alam dan gas alam terkompresi yang telah kami lakukan secara bertahap sejak tahun 2008.
• mengganti bahan bakar solar dengan energi yang lebih ramah lingkungan, yatu LNG dan LPG.
• mengoptimalkan efisiensi energi yang dipakai dalam operasional, termasuk penggunaan sistem yang terintegrasi dan teknologi sensor otomatis pada mesin – mesin, mengurangi set point pressure pada kompresor yang kami pakai, pencahayaan, proses shutdown dan start-up otomatis, serta sistem perawatan.
Potensi Energi Terbarukan di Indonesia
Energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan mencapai 442 GW. Di samping itu, sumber energi yang beragam seperti surya, air, angin, panas bumi, bio energi, dan gelombang samudera menjadi potensi bauran yang bisa dikembangkan.
Di Jawa Tangah sendiri, disampaikan Ganjar Pranowo, menyimpan potensi cukup besar untuk dikembangkan; salah satunya PLTS Atap dan Terapung. Secara geografis Provinsi Jawa Tengah yang berada di daerah khatulistiwa yang terletak pada 10°LS memiliki intensitas penyinaran matahari 3,5 kwh/m²/hari sehingga seluruh wilayah di Jawa Tengah potensial untuk dibangun PLTS.(**)