JATISAMPURNA – Sedekah bumi sewindu sekali dan ritual adat ngarak kebo bule, merupakan salah satu budaya dan adat Kranggan di kelurahan Jatirangga, kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi.
Diawali dengan kegiatan seni tari topeng dan silat pada hari pertama, wayang golek, wayang kulit dilaksanakan pada hari ke dua, kegiatan dilanjutkan pengarakan kebo bule yang menjadi puncak acara, Jumat (14/1/2022).
Salah satu tokoh masyarakat Kranggan Anim Imamuddin yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi asal fraksi PDI Perjuangan mengatakan bahwa tradisi ini telah membaur sekian lama dengan masyarakat.
“Meskipun sarat dengan adat Sunda, babarit telah menjadi kebutuhan spiritualitas masyarakat, terlepas dari berbagai perbedaan latar belakang kehidupan pribadinya,” ujarnya.
Anim juga menjelaskan, acara tradisi hari ini merupakan hajat bersama warga Kranggan, tanpa melihat suku, ras, agama atau kepercayaan lain, walaupun diselingi dengan doa menurut kepercayaan agama islam
“Ini acara bersama, tidak lihat suku, ras, agama, atau kepercayaan. Semua warga Kranggan akan mengikuti adat buhun, adat leluhur,” ucap Anim yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi.
Sementara, Suta Tjamin tokoh Budaya dan Sepuh Kranggan, usai acara dalam kesempatannya mengatakan acara selamatan sewindu atau 8 tahun sekali ini merupakan tasyakuran bahwa masyarakat kranggan telah diberikan keselamatan dan kecukupan sandang, pangan, papan.
“Ini merupakan tradisi adat budaya masyarakat kranggan kecamatan jatisampurna secara umumnya, tadi masyarakat yang datang ke acara ini dibatasi dan cukup hadir saja karna mengingat aturan pemerintah terkait Protokol Kesehatan (Prokes). Dimulai dari Ngarak Kebo Bule dengan berjalan kaki dari kediaman sesepuh utama Olot Kisan sampai gang Gari,” terang Suta Tjamin.(RON)