Softball Piala Gubernur U-20, Pintu Gerbang Jabar Menuju PON XXI/2024

KOTA BANDUNG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja secara resmi menutup kejuaraan Softball Piala Gubernur Jawa Barat Tahun 2022, di Lapang Lodaya, Kota Bandung, Minggu (19/6/2022).

Pada kejuaraan yang diikuti sembilan grup putra dan delapan grup putri dari sembilan kabupaten/kota di Jabar ini, Kota Bandung berhasil menyandang gelar juara pertama, sekaligus memboyong Piala Bergilir Gubernur Jabar baik pada kategori putra maupun putri.

Sementara posisi runner up kategori putra berhasil diraih Kota Cirebon, juara ketiga Kota Bogor, dan juara keempat grup Kabupaten Cirebon.

Adapun juara kedua pada kategori putri berhasil diraih grup Kabupaten Karawang. Juara ketiga Kota Bogor, dan juara keempat didapat oleh Kota Cirebon.

Tak hanya itu, penghargaan pun diberikan secara individual kepada atlet sebagai pemain terbaik. Seperti misalnya _’best pitcher’, ‘best hitter’, ‘best ladder’_, dan pemain terbaik pada posisi dan juga peran lainnya.

Sekda Jabar Setiawan menyebut kejuaraan piala Gubernur ini menjadi langkah awal menjaring bakat- bakat muda cabang olahraga softball. Maka dipilih atlet di usia 20, agar pada Pekan Olehraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 di Sumatra Utara dan Aceh mendatang, Jabar punya atlet- atlet muda yang segar.

Maka dibidik atlet- atlet terbaik, dengan skil, dan performa terbaik. Menurut Setiawan, itulah modal Jabar untuk melenggang di hajat terbesar olahraga tingkat nasional.

“Sengaja kita batasi usia untuk Gubernur Cup ini, di usia 20 karena kita akan mempersiapkan untuk PON 2024 di Sumatera dan Aceh. Kita untuk puncaknya memang di PON, sehingga telah kita pilih _’all star’_, dan para pemain _’the best’_, ini modal bagi Jawa Barat untuk memulai lebih cepat,” tutur Setiawan.

Pun sebelum mencapai PON, Pemda Provinsi Jabar juga telah menyiapkan tahapan agar dapat menjaring atlet- atlet terbaiknya. Salah satunya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jawa Barat 2022 yang akan dihelat pada November 2022 mendatang.

“Untuk menuju PON ada berbagai tingkatan juga, kita Porprov pasti akan lebih besar lagi di akhir tahun ini, juga nantinya ada Pelatda, ataupun tahapan lainnya,” kata dia.

“Kalau kita lihat tahapannya, tentu Dispora dan KONI mempersiapkan dengan matang supaya didapat atlet putra -putri, supaya kejayaan softball juga baseball terulang lagi untuk Jawa Barat,” sambung Setiawan.

Lebih lanjut, Setiawan meminta Perbasasi, KONI, maupun Dispora, juga stakeholders terkait untuk berfokus pada satu titik tujuan. Bila yang tengah dituju adalah PON, maka atlet harus dipersiapkan sebaik mungkin menghadapi PON.

Artinya jangan sampai fokus atlet maupun ofisial bercabang kepada target pada kejuaraan lainnya dalam waktu yang bersamaan. Begitu pun bila tengah yang dituju kejuaraan yang lain, maka harus fokus dan tidak bercabang.

Di sisi lain, Sekda Jabar mengakui bahwa olahraga softball masih didominasi Kota Bandung. Pun begitu, menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri bagi Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi), KONI, maupun Dispora dan pihak terkait agar pembinaan dan penjaringan potensi atlet juga digenjot pada kota/kabupaten lainnya di Jabar. Sehingga ada kemerataan.

“Kita harus melihat lebih makro, bahwa Jabar mestinya bibit potensial harusnya tersebar di berbagai pengda (pengurus daerah), mau tidak mau kejuaraan ini tidak terpusat di Kota Bandung, harus dilakukan pula di kota lainnya, dengan cara seperti itu pemuda di wilayah tersebut akan tertarik, dari zaman dulu seperti itu,” tutur Setiawan.

Sehingga pada kejuaraan selanjutnya, pengda atau kota/kabupaten lain dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan, sehingga dapat pula menstimulus hadirnya bibit- bibit atlet muda lainnya selain dari Kota Bandung.

Soal fasilitas atau venue dirinya menyebut bahwa tanah lapang pun dapat dimanfaatkan. Namun yang terpenting adalah tersedianya pelatih yang baik di setiap kabupaten/kota.

“Fasilitas paling tidak bisa kita bisa gunakan lapang bola, yang wajib itu pelatih, itu harus kita dorong tiap kota/kabupaten harus punya pelatih yang bagus,” katanya.

“Kota Bandung bisa menang, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kota Bogor bisa, kuncinya berlatih yang baik, cari pelatih yang baik, tempat berlatih yang baik,” sambungnya.

Tak kalah penting, yakni konsistensi dari semua pihak terhadap cabang olahraga yang digeluti.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat Asep Sukmana, menyebut penyelenggaraan Piala Gubernur Softball merupakan bentuk keberpihakan Pemda Provinsi Jabar terhadap softball.

“Tak lama lagi event serupa juga akan dihelat untuk olahraga baseball,” kata dia.

Sementara Ketua II KONI Jabar Bidang Pembinaan dan Prestasi Yunyun Yudiana, menyebut Piala Gubernur sebagai pintu gerbang menuju PON 2024. Ia pun kekeuh mengawal Jabar mempertahankan gelar juara pada PON mendatang di Sumut dan Aceh.

“Karena kita, Jabar berpotensi _’hattrick’_ (juara tiga kali berturut -turut) pada helatan PON,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Perserikatan Baseball dan Softball Indonesia (Perbasasi) Achmad Nugraha Juanda, menghaturkan rasa terima kasih kepada Pemda Provinsi Jabar atas terselenggaranya Piala Gubernur Softball untuk U-20 kategori putra maupun putri.

“Kita bisa melaksanakan dengan lancar, tidak lupa kepada para atlet kami ucapkan selamat bahwa hari ini sudah berhasil melaksanakan pertandingan. Perjalanan kita masih panjang target PON 2024,” katanya.

“Dari kejuaraan ini kita punya daftar panjang atlet untuk ke Pelatda sampai ke pra-PON dan PON, terus berlatih hingga kita punya tim yang kuat, hingga juara di 2024 baik softball putra dan putri,” tuturnya.

“Kita bersama bahu-membahu mewujudkan cita -cita bersama mengembalikan kejayaan softball dan baseball,” pungkasnya.(*)