SDC Dorong Pendataan Ulang untuk UMKM Yang Belum Miliki Akses Bantuan Stimulan

Bagikan:

Aji Ali Sabana

BEKASI SELATAN – Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakan usaha kecil menengah bahkan kalangan pengusaha berskala besar.
Di tengah pandemi Covid-19, Skill Development Center (SDC) yang memiliki UMKM binaan tentunya harus bangkit dan survive. Hal tersebut karena kalau di lihat hampir seluruh usaha banyak yang gulung tikar.
“SDC punya peran serta untuk menguatkan binaannya dalam upaya meng-create usaha dan produknya sehingga mampu menembus pasar lokal,” kata Aji Ali Sabana, Koordinator Skill Development Center (SDC) yang juga Pengurus KADIN kota Bekasi. Selasa, (6/10/2020)
Lebih lanjut SDC juga melihat salah satu stimulan dari pemerintah dengan adanya bantuan dana usaha sebesar Rp2.4 juta, namun dalam distribusinya masih belum maksimal atau belum merata karena UMKM yang sudah lama merintis usahanya banyak juga yang belum mendapatkan bantuan stimulan.
Untuk itu pihaknya meminta kepada pemerintah kota Bekasi untuk melakukan pendataan ulang terkait UMKM yang telah dibina selama ini sehingga mereka juga mempunyai akses yang sama mendapatkan dana bantuan pemerintah untuk modal usaha.
“SDC menilai bantuan pemerintah senilai Rp2,4 juta khususnya untuk sektor UMKM dinilai sangat positif, tetapi perlu adanya pendataan UMKM ditingkat RT/RW atau kelurahan. Dari sini jelas pemetaannya ada usahanya yang sudah berjalan sekian lama, jangan sampai ada UMKM yang baru memulai usahanya tetapi sudah mendapatkan akses bantuan. Kita berharap pemerintah daerah memprioritaskan teman teman yang sudah membangun usahanya selama ini,” jelas Aji.
SDC juga berharap semua pihak bersinergi melakukan pembinaan UMKM baik pemerintah maupun swasta. Produk produk UMKM bisa terserap di sektor usaha baik swasta maupun pemerintah, misalnya produk makanan dan minuman yang dipakai oleh pemerintah ataupun swasta sehingga produk UMKM bisa menghasilkan income ketika diminati oleh instansi pemerintah daerah dan swasta.
“Dan hal ini sebagai bentuk stimulan yang real. Jadi UMKM itu tidak hanya dibantu semata-mata dengan uang akan tetapi produk mereka juga diserap dan ini lebih mendidik, daripada memberikan uang lalu tidak ada pembinaannya atau pembinaannya bersifat insidental padahap harusnya pembinaan itu harus secara kontinyu sehingga UMKM akan berkembang dan naik kelas,” tukasnya. (RON)

Bagikan: