BEKASI – Inilah gebrakan baru yang akan dilakukan tiga direksi terpilih PT BBWM dalam pengembangan bisnis gas selama lima tahun kedepan. Mereka adalah Direktur Utama Prananto Sukodjatmoko, Direktur Operasional Adhi Fadilah, dan Direktur Keuangan Eko Budi Purnawan.
Ketiganya telah berpengalaman lebih dari 10 tahun di bidang minyak dan gas. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bekasi yang bergerak di sektor oil and gas, PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) segera melakukan pengembangan investasi khususnya elpiji.
Langkah ini dilakukan seiring dengan besarnya potensi gas Kabupaten Bekasi bisa mencapai 70 juta kaki kibik per hari dari jumlah produksi saat ini 32 juta kaki kibik per hari. Untuk pengembangan investasi ini, PT BBWM segera membangun dua kilang baru dengan pembiayaan mandiri. Sumber dana berasal dari keuntungan bisnis tanpa mengurangi setoran Penadapatan Asli Daerah (PAD) yang sudah berjalan sekitar Rp 35 miliar per tahun.
Dengan langkah itu hasil produksi dan penjualan elpiji ditargetkan bisa meningkat dua kali lipat dari saat ini. Selain memiliki potensi gas bumi cukup besar, juga memiliki potensi pasar yang tinggi dengan partisipasi pemenuhan kebutuhan elpiji mencapai 40 persen dari jumlah kebutuhan konsumsi elpiji Pulau Jawa sebesar 9,9 ribu ton per hari. Dari total partisipasi tersebut, sekitar 80 persen elpiji dipasok untuk kebutuhan industri dan 20 persen sisanya disalurkan kepada masyarakat yang disebut elpiji bersubsidi.
“Cadangan gas Kabupaten Bekasi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa,” terang Prananto Sukodjatmoko.
Prananto optimistis mampu mengubah BUMD minyak dan gas milik Pemerintah Kabupaten Bekasi itu dari keadaan pasif menjadi aktif berinvestasi. Ia punya alasan kuat untuk bisa mencapai target tersebut: pertama, PT BBWM telah ditopang oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional. Kedua, perusahaan telah menguasai teknologi pengolahan gas. Ketiga, punya modal tanpa bergantung pada pihak lain. Tiga hal inilah yang membuat Direksi PT BBWM sangat yakin mampu membawa perusahaan berlari kencang untuk memenuhi kebutuhan gas masyarakat yang terus meningkat.
Untuk pembangunan satu kilang gas baru diperkirakan membutuhkan dana hingga US$ 35 juta atau setara dengan Rp 420 miliar, dengan perincian sekitar US$ 25 juta untuk infrastruktur kilang dan lahan, serta US$ 10 juta untuk pengadaan pipa-pipa distribusi dari kilang ke pelanggan. Kilang gas baru mampu memproduksi elpiji setara dengan kilang gas yang telah ada.
“Kami targetkan satu kilang baru sudah terbangun sebelum akhir 2016,” terang Direktur Keuangan PT BBWM Eko Budhi Purnawan. Pembangunan satu kilang gas normalnya membutuhkan waktu hingga 15 bulan, namun PT BBWM bisa mempercepat dalam durasi 12 bulan saja. Alasannya, perusahaan telah memperoleh informasi pembelian peralatan yang sudah siap digunakan.
Selain itu, proses perizinan bisa lebih cepat sebagai BUMD dengan pemegang saham Kepala Daerah. Dan yang terpenting perusahaan bisa kerjasama dengan sejumlah Bank untuk menambah pembiayaan. (wok)