BERITABEKASI.CO.ID, BEKASI SELATAN – Sepinya publikasi seleksi direksi PD Migas Kota Bekasi oleh Tim Seleksi (timsel) Direksi PD Migas Kota Bekasi mengundang kesan tertutup dan seakan-akan masyarakat luas Kota Bekasi tidak boleh mengetahui siapa saja calon direksi dan bagaimana proses yang dilakukan oleh tim seleksi untuk jajaran direksi perusahaan plat merah ini.
Saat ini timsel PD Migas sudah menetapkan sembilan (9) nama calon yang berhak maju untuk mengikuti proses selanjutnya yakni proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang hasilnya bisa dilihat disini.
Ke 9 nama tersebut adalah Elit Nurlitasari, Sutriyono dan Heri Budisusetyo yang akan mengisi kursi Direktur Utama. Kemudian ada nama Dedi Rubiyanto, Harry Hardiansyah dan Badeng yang memperebutkan posisi Direktur Teknik dan Operasional. Selanjutnya jabatan Direktur Umum dan Keuangan akan ditempati eka Widyani Latief, Muhammad Fikri Aziz atau Syarifudin Merin.
Pengamat Politik dan Pemerintahan Kota Bekasi Yayan Rudianto, mengatakan bahwa seleksi PD Migas Kota Bekasi harus terbuka dan dipublikasikan secara masif ke masyarakat masyarakat Kota Bekasi. Jangan terkesan tertutup, seharusnya semua pihak unsur stake holder dilibatkan oleh Sekretariat Daerah Kota Bekasi selaku Timsel direksi PD Migas Bekasi, seperti DPRD dan juga masyarakat selaku pembayar Pajak.
“Jadi proses seleksi PD Migas Kota Bekasi harus secara terbuka, jangan tiba-tiba sudah ada muncul nama calonnya, karena PD Migas adalah perusahaan daerah milik Kota Bekasi, dan BUMD tersebut dilahirkan dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat, jadi harus terbuka,” ujarnya.
Lebih jauh Yayan menambahkan, bahwa seharusnya terpilihnya jajaran Direksi PD Migas Kota Bekasi itu karena profesionalitas dan ahli dalam bidangnya. Jangan sampai mereka terpilih karena titipan penguasa daerah dalam hal ini Walikota atau Wakil Wakil Walikota Bekasi yang sedang berkuasa ataupun titipan partai politik tertentu.
“Jika dipegang oleh orang yang ahli dan professional, maka PD Migas akan maju karena yang dipikirkan jajaran direksi nantinya adalah bagaimana bisa menghasilkan profit yang besar agar dapat menyumbang PAD Kota Bekasi dengan maksimal. Kalau titipan penguasa atau partai politik maka akan terjadi konflik kepentingan dengan partai politik atau penguasa,” paparnya.
Ketika beritabekasi.co.id menanyakan kepada Ketua Timsel Direksi PD Migas Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji yang juga menjabat sebagai Sekda Kota Bekasi malah diarahkan ke Kepala Bagian Ekbang Setda Kota Bekasi.
“Coba telpon Bambang Kabag Ekbang yang lebih tahu teknisnya,” kelit Rayendra yang enggan menjawab melalui pesan singkat. (wok)