BERITABEKASI.CO.ID. JATI ASIH – Pasca banjir kiriman dari kali cikeas dan kali cilengsi yang mengaliri Kali Bekasi hingga menggenangi warga Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi Jawa Barat. Ketinggian luapan air Kali Bekasi menggenangi Perumahan PGP pada kamis dini hari (20/11/2014) mencapai ketinggian hingga dua meter.
Hujan yang mengguyur wilayah jabodetabek pada Rabu hingga Kamis dini hari membuat aliran air Kali Cikeas dan Kali Cileungsi yang memasuki Kali Bekasi merangsek melewati tanggul pembatas Kali Bekasi hingga menggenangi Perumahan PGP yang menjadi langganan tetap banjir kiriman.
Karena banjir kiriman tidak dibarengi dengan hujan lebat, Pada Kamis siang ini terlihat kondisi genangan air terlihat tersisa 30 sampai 70 cm dan juga terlihat tumpukan beragam sampah yang terbawa arus banjir kiriman berserakan di pagar rumah hingga di berbagai sudut jalan perumahan yang dihuni oleh lebih dari seribu kepala keluarga ini.
Sigit Winarno salah seorang korban banjir perumahan PGP menyesali kondisi tanggul penahan air sudah tua dan rendah yang mengelilingi perumahan tersebut tidak diperhatikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
“Sudah 4 tahun kondisi tanggul cukup rapuh, kita minta perhatian pemda setempat agar diperhatikan. Kedalaman banjir semalam mencapai dua meter,” ujarnya.
Senada dengan Sigit, Nining Hasanah yang juga warga korban banjir perumahan PGP mengaku tidak menyangka banjir kiriman akan datang malam itu dan juga mengeluhkan lambatnya Pemkot Bekasi dalam menangani banjir.
“Air datang tiba-tiba, kita tidak mengira kalau akan datang banjir kiriman sehingga tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Harapannya ada perhatian dari Pemkot Bekasi untuk keselamatan kita dan mencari solusi terbaik tentang banjir ini,” pintanya.
Sementara itu Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang sempat mengunjungi lokasi banjir berharap ada bantuan pemerintah provinsi Jawa Barat untuk mengatasi aliran kali bekasi yang dilintasi tiga wilayah yakni Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor.
“Sistem buka tutup bendungan bekasi dan ada tanggul yang keropos, kita minta pemerintah provinsi dan pusat untuk sama-sama jangan sampai tumpang tindih kewenangan, tapi masyarakat kita tidak mendapatkan perhatian maksimal sehingga dampaknya luar biasa karena limpahan air dan salah buka tutup bendungan air itu,” ungkap pria yang akrap disapa Bang Pepen ini.
Terpisah Kepala Dinas Sosial Pemkot Bekasi Agus Dharma mengaku pihaknya sudah menerjunkan tim evakuasi dan melakukan monitoring selama banjir kiriman tersebut berlangsung.
“Dinas Sosial sudah menurunkan tim evakuasi untuk membawa warga yang terjebak di dalam rumah menuju ke tempat yang lebih aman, monitoring banjir juga tetap kami lakukan sampai dirasa cukup aman,” pungkasnya (wok)