CIBITUNG – Masyarakat Kabupaten Bekasi tidak boleh melipkan makanan tradisional asli pribumi seperti dodol Bekasi. Kue hitam, kenyal legit nan lezat ini wajib dipertahankan sampai kapanpun.
Sobari (47), pria pembuat dodol yang sudah berpengalaman ini merupakan pembuat dodol asal Kampung Ceger, Desa Suka Jaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi.
“Pembuatan dodol disini sudah turun-temurun dan memang sudah di kenal di luar bekasi hingga ke padang dan memang hampir 30 persennya buat dodol untuk puasa dan lebaran,” kata pria setengah baya ini mmeulai obrolan seputar pengalamannya membuat dodol.
Proses pembuatan dodol khas betawi cukup mudah dan bahan bahanya pun mudah di dapat di pasaran, hanya yang rumit adalah pengerjaannya karena memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar 7 jam dan memerlukan pekerja yang cukup banyak orang dalam mengaduk olahan dodol hingga matang.
Untuk satu tungku dodol, diperlukan 100 butir kelapa gula merah 32 Kg, gula putih 32 Kg, beras ketan 20 liter dan bahan-bahan pendukung lainnya dan ini bisa menghasilkan 75 hingga 80 kilo kue dodol dengan harga jual kepada pedagang sekitar 25 ribu perkilo dan biasanya pedagang menjualnya 35 ribu perkilonya.
“Bahan-bahannya sih mudah di dapat di pasaran cuma ngaduknya yang lama sampe 7 jam yang ngerjain juga banyak. Yah keuntungannya sih lumayan pertungkunya, kalau di itung-itung bisa satu jutaan pertungkunya, bersih dari upah yang ngerjain,” bebernya.
Permintaan dodol asal Bekasi akan meningkat disaat ramadhan dan lebaran, dan sekitar 30 persen dari penduduk di Kampung Ceger akan berubah profesi menjadi pembuat dodol Bekasi. Pemesaanya pun hingga ke Padang dan Malaysia.