BEKASI SELATAN – Politisi PKS Sardi Efendi angkat bicara terkait permasalahan yang terjadi di SDN Pekayon Jaya 3 yang sempat viral, karena muridnya belajar sambil deprok.
Sardi Effendi yang kini kembali menjabat di parlemen kota Bekasi meminta struktur dan pejabat Disdik yang tidak punya kinerja agar dievaluasi oleh Wali Kota Bekasi karena mencoreng nama baik kota Bekasi.
“Kota Bekasi memiliki yang sudah berhasil mewujudkan wajib belajar 12 tahun. Perda penyelenggaraan pendidikan sebagai acuan untuk kerja Disdik tentang standard sarana dan prasarana juga sudah ada agar terpenuhinya 8 standard pendidikan salah satunya sarana dan prasarana,” ujar Sardi Effendi, Senin (16/9/19).
Selain itu, Sardi mengatakan agar meubelair semua sekolah dasar negeri hendaknya diinventarisasi. Terutama bagi sekolah yang tidak memiliki meja bangku untuk belajar. Pasalnya, Kebutuhan sekolah dasar terhadap meja dan bangku memang cukup banyak sehingga perencanaan pengadaan meubelair harus betul-betul dihitung cermat.
“Jangan yang dapat meubelair sekolah itu-itu saja sedangkan yang lain menunggu cukup lama dan ada kepala sekolah yang inisiatif membeli meja bangku agar anak didiknya dapat belajar dengan nyaman dan kondusif,” tukasnya.
Mantan ketua komisi D DPRD Kota Bekasi,menyatakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi seharusnya cermat dengan keadaan setiap sekolah dasar.
“Kan ada pengawas sekolah, K3S, seharusnya diminta masukan dan laporan mereka tentang kondisi setiap sekolah dan perencanaan meubelair ini. Seharusnya sudah terencana. Jangan kalau sudah ramai di medsos baru ditangani,” ujarnya,
Dalam hal ini, kata Sardi, DPRD Kota Bekasi meminta pengadaan meubelair juga sesuai standard. Tidak mudah rusak saat dipakai untuk waktu yang cukup lama.
“Jangan baru dikirim ke sekolah-sekolah terus baru sebulan sudah rusak. Jumlah mubelair sebenarnya tidak sebanding dengan jumlahnya siswa SD,” jelasnya.(RON)