BEKASI KOTA – Tahun depan akan ada perhelatan akbar Pemilihan Legislatif yang dilaksanakan serentak pada tanggal 17 April 2018.
Kota Bekasi sendiri saat ini mulai diramaikan para kandidat bakal calon wakil rakyat untuk mengisi kursi menjadi anggota DPRD Kota Bekasi 2019 mendatang.
Diantara bakal calon legislatif yang bersaing di pileg 2019, ada anak muda sarat pengalaman dalam berorganisasi dan politik maju sebagai bakal calon anggota legislatif yakni Iranto Johan.
Pria akrab disapa Iran ini maju sebagai bakal calon anggota Legislatif Partai Golkar Dapil V, meliputi Kecamatan Pondokmelati dan Pondokgede dengan nomor urut 8.
sosok satu ini, relative sudah sangat hapal dan mengetahui perkembangan wilayah Pondokgede, kampung Sawah dan sekitarnya karena sejak Sekolah SMP 192 Rawabinong jalan kaki ke sekolahnya bersama teman-teman sekolahnya.
Iranto Johan terlahir di Jakarta Pusat 39 tahun yang lalu, tepatnya di seberang tugu proklamasi berdekatan dengan rumah kakeknya Iranto yang asli Cirebon juga orang tua DR.dr.Haji Raden Agung Laksono mantan ketua DPR RI dan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar.
Iran menceritakan, Pada usia 5 tahun atau tepatnya 33 tahun yang lalu, dirinya mengikuti orangtuanya pindah kerumah karyawan PERTAMINA di Jatikramat 1 Jati Asih Bekasi
“Saya menyelesaikan SD di SDN Jatkramat 1 lanjut ke SMP Negeri 192 Lubang Buaya Jakarta Timur,” kata Iran saat berbincang kepada beritabekasi.co.id, sabtu (22/7/2018).
Selepas lulus SMP,Iran secara hati nurani berhasrat besar untuk mendalami ilmu agama Islam sebagaimana meneruskan kebiasaan ayahnya yang juga menjadi ta’mir MASJID di Jatikramat 1.
“Saya masuk pesantren Assidiqiyah Kebon Jeruk dan tidak lama disitu pindah ke Madrasah Aliyah Asysyafiiyah sekaligus mengaji di pondok pesantren tradisional Asy-syafiiyah jatiwaringin dengan Alm.KH.M.Rohimi dengan mengaji Kitab Ihya Ulumudin dan Kitab Shahih Bukhori, juga belajar ilmu alat baca kitab gundul nahwu dan shorof dengan Alm.KH Nafsin Rawa Bogo JatiMekar,” tuturnya.
Lanjutnya, selepas Aliyah, dirinya lansung melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti, namun tetap meneruskan dahaga kelimuannya dengan mengaji kitab pada malam harinya di Ma’had Abidin lithoriqoh alawiyyin Pondok Bambu dibawah asuhan habib Ahyad Banahsan.
“Disitu saya lebih memperdalam kajian kitab nahwu,shorof,dan banyak kitab salaf lainnya.juga Mengambil sanad kitab Al Azkar dari KH Arma, kitab fathul Muin dari KH Abdurahman Nawi,” jelasnya.
“Diantara ulama dan habaib yang sangat membekas di hati adalah al’allamah alhabib abdulloh bin husein Asyyami alatthos (kwitang) dan alhabib syekh almusawa (azziyadah klender) karena setiap pandangan ke beliau,Iranto selalu merasakan bertambahnya iman kepada Allah SWT,”ungkapnya.
Dalam kegiatan organisasi, Iranto pernah menjadi ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Pdgede dengan mengikut Intermediate training ,menanjak kuliah di kampus iranto muda juga ikut MAPABA PMII DEPOK, senat kampus dan ketua Rohis Kampus C Trisaktri Rawasari Jakarta Timur.
Beberapa tahun selepas lulus Kuliah, dirinya menikah dengan Umishofi,gadis asli jatiwaringin cucu kong H Muhyin Jati Cempaka sampai saat ini yang juga adik kelasnya di Aliyah Asy-syafiiyah jatiwaringin dan dikaruniai 3 orang putra putri.
Iran menambahkan, dalam ranah percaturan perpolitikan, Iranto Johan masuk kepengurusan KOSGORO 57 Kota Bekasi sebagai wakil sekjen 2012 -2017 dibawah kepengurusan Ketua Mas Heri Suko Martono yang juga caleg DPR RI Dapil Kota Bekasi Depok,dan Ketua Barisan Muda Kosgoro 57 Kota Bekasi 2 periode 2010 -2018
Kiprah di Partai Golkar di mulai dari struktur paling bawah,sebagai wakil ketua PL Golkar Jatikramat, naik bendahara PK Golkar Jati Asih, 2010-2016 sekarang Sekretaris PK Golkar Jati Asih 2016-2020.
“Dengan modal pengalamannya di berbagai orgaisasi kampus yang panjang di kepengurusan berbagai organisasi social masyarakat maupun sebagai aktivis partai GOLKAR mulai tingkat Desa hingga kecamatan, saya optimis mendapatkan mandat dari warga Pondok Gede dan Pondok Melati,”tandasnya.
Saat ditanya, apa dasar keyakinannya mendapat dukungan dari rakyat Pondokgede dan pondokmelati? Dengan ringan Iranto berujar
“Dengan visi yang saya emban, terbangunnya kesejahteraan rakyat yang adil,berkelanjutan dan demokratis, untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila, UUD ’45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, itulah alasan sekaligus modal keyakinan saya,” ujarnya.
Iranto melanjutkan bahwa secara historis maupun fakta politik Dapil V ini, lumbung suaranya kaum nasionalis religius, khususnya Pondokmelati representasi dari miniature kebhinekaan dan multikulturalisme yang hidup. “Saya berjanji menjadikan Pondokmelati ini sebagai Laboratorium Multikulturalismenya Indonesia,” imbuhnya.
Iranto Johan agaknya gerah dan maunya berontak terhadap kenyataan yang dilihat. Dari hasil pengamatannya di lembaga politik, dimana letupan kekecewaan terungkap pada teman-temannya terhadap politisi-politisi yang menurutnya lebih banyak (hanya) memperjuangkan pribadi dan kelompoknya, ketimbang kepentingan masyarakat di Dapilnya.
“Melihat kenyataan itu, membuat saya terdorong untuk maju menjadi caleg dan menyuarakan aspirasi masyarakat di DPRD,” pungkasnya. (RON)