BERITABEKASI.CO.ID, BABELAN – Suasana duka dan isak tangis tampak menyeruak di rumah almarhum Abdul Rahman Firdaus (20) di Kampung Belendung, RT 002/RW 001, Desa Muarabakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/8). Abdul, merupakan satu dari tiga korban tewas akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan jenis ciu. Korban menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 07.30 WIB setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Anna Medika, Telukpucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi sejak Senin pagi kemarin. Rencananya jenazah akan di kebumikan di pemakaman keluarga usai shalat dzuhur.
Berdasarkan informasi yang kami himpun, korban bersama 10 rekannya menggelar pesta miras di sebuah taman dekat kedai siap saji Mc’D, di Perumahan Bumi Anggrek, Karangsatria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, pada Minggu malam (10/08) sekitar pukul 20.00 WIB.
Lima orang berasal dari Kampung Belendung Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi. Di antaranya, dua korban meninggal dunia Abdul Rahman Firdaus dan Ahmad Said. Sedangkan, Irfan Maryanto, Mardani, Julika, Ahmad Ubaidillah, dan Adang Saputra, kondisinya sudah membaik setelah sempat dirawat di RS Anna Medika. Saat kejadian ada pula warga Kampung Belendung bernama Riri yang ikut nongkrong tapi tidak mengkonsumsi miras. Lima orang lagi yang ikut minum berasal dari Kampung Belendung, Desa Kedungpengawas, Babelan, Bekasi, yakni Rino, Aryadi, Mega Raharjo, dan seorang remaja putri bernama Indri. Beruntung semuanya berhasil selamat setelah dirawat di rumah sakit yang sama.
Salah satu korban selamat Adang Saputra (25) mengatakankan, saat itu dia diajak berkumpul oleh lima rekannya untuk pesta miras. “Saya berangkat pukul 17.30 WIB hari Minggu dari rumah,” katanya. Adang bersama rekan-rekannya kemudian patungan untuk membeli tiga plastik miras oplosan jenis ciu. Minuman sejenis ginseng yang dicampur minuman berenergi rasa jeruk. “Satu plastik harganya Rp. 20 ribu, Sudah dioplos sama penjualnya. Saya sering minum dan beli di sana, tapi baru kali ini keracunan,” tambah Adang.
Minuman oplosan itu dibeli dari sebuah ruko di Perumahan Bumi Anggrek, Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. “Yang jual namanya kopral. Banyak yang sering beli ke dia, tapi enggak kenapa-kenapa,” kata Adang. “Setelah minum pada Minggu malam, efek keracunan baru dirasakan para korban pada Senin pagi,” ungkap Adang. Adang menjelaskan, rata-rata para korban mengalami muntah-muntah, kepala pusing dan pandangan yang kabur. “Informasinya masih ada tiga orang yang dirawat di rumah sakit, tapi saya enggak hafal siapa saja namanya,” kata Adang.
Meski sudah mengakibatkan korban jiwa, namun miras oplosan yang dibeli dari tempat yang sama, kembali menimbulkan korban jiwa. “Ada juga Adib, dia warga Kampung Belendung, Desa Kedungpengawas, Babelan, Bekasi. Dia meninggal Selasa kemarin. Tapi dia beda rombongan, dia minumnya justru pada hari Senin malam,” ujar Adang. Dia menuturkan, para korban yang sudah membaik kondisinya, saat ini terus mengkonsumsi kelapa muda dan susu beruang, untuk menghilangkan racun dalam tubuh.
Walaupun sudah menimbulkan korban jiwa, namun kasus keracunan miras oplosan ini belum dilaporkan ke polisi. Belum diketahui, apakah sang pengoplos miras masih berjualan miras oplosan atau tidak. “Saya cuma baru laporan ke Bimaspol saja. Enggak tahu ini, terserah Bimaspol nanti apakah kasus ini akan dilaporkan atau tidak. Beliau masih sibuk, tadi sudah ditelpon,” kata Andika (47) kerabat dari salah satu korban selamat.