Ketum PB Al-Khairiyah Minta Walikota Cilegon Hentikan Produksi Chandra Asri

Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah (tengah) mendesak segera dihentikannya proses produksi pabrik kimia PT Chandra Asri di Kota Cilegon Banten yang mengalami kebocoran dan sangat membahayakan kesehatan masyarakat (Foto: Dok. pribadi)

Cilegon – Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah Ali Mujahidin meminta Walikota dan DPRD Kota Cilegon supaya mendesak perusahaan pabrik kimia PT Chandra Asri menghentikan proses produksinya yang diduga mengalami kebocoran sehingga menyebabkan warga mengalami masalah kesehatan berupa sesak nafas, lemas, pusing, dan mual.

Dalam keterangan tertulis, Minggu (21/1/2024), Ketum PB Al-Khairiyah menyatakan, pabrik kimia PT Chandra Asri yang berada di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon harus menghentikan proses produksinya sampai masalah kebocoran benar-benar dapat diatasi.

Ketum PB Al-Khairiyah mengemukakan keterangan tersebut sehubungan terjadinya kebocoran proses prosuksi perusahaan pabrik Kimia PT Chandra Asri yang menyebabkan masalah kesehatan serius bagi warga Kota Cilegon, sehingga mengakibatkan banyak warga mengungsi ke wilayah Kabupaten Serang.

Dalam kaitan ini, menurut dia, Walikota dan DPRD Kota Cilegon perlu bersepakat untuk segera mendesak PT Chandra Asri menghentikan proses produksinya sampai masalahnya benar-benar teratasi.

Pertimbangannya, pertama, terjadinya peristiwa kebocoran pabrik kimia tersebut menunjukkan tidak adanya jaminan keselamatan bagi masyarakat dan lingkungan Kota Cilegon, dan peristiwa semacam itu bisa saja terjadi lagi, bahkan mungkin bisa lebih membahayakan keselamatan dan nyawa warga Kota Cilegon.

Kedua, persoalan yang sudah terjadi jangan dianggap selesai begitu saja, dan Al-Khairiyah sebagai salah satu Ormas terbesar di Kota Cilegon, bahkan di Provinsi Banten meminta instansi kesehatan untuk memfasilitasi medical check up gratis bagi warga Kota Cilegon.

Langkah itu sangat penting dilakukan untuk dapat memastikan bahwa peristiwa kebocoran proses produksi pabrik kimia itu benar-benar tidak berdampak secara jangka pendek atau jangka panjang bagi kesehatan masyarakat setempat.

Ketiga, mulai sekarang PT Chandra Asri perlu menjelaskan kepada seluruh masyarakat tentang dampak bahaya pabrik kimia tersebut secara detail dan jujur, karena jangan sampai potensi malapetaka begitu dekat, tapi masyarakat justru tidak mengetahui karena tidak mendapatkan edukasi yang baik.

Menurut pandangan PB Al-Khairiyah, tanpa adanya antisipasi yang baik dan benar-benar cermat, bencana industri yang akan terjadi di Kota Cilegon mungkin bisa lebih berbahaya daripada bencana peristiwa Chernobil atau Bhopal India, atau bahkan mungkin bisa lebih dahsyat dampaknya daripada peristiwa bom atom Hiroshima dan Naga Saki.

Kebocoran yang terjadi saat ini saja sudah menyengsarakan warga masyarakat Kota Cilegon, bagaimana jika terjadi peristiwa lebih besar yang jelas pasti akan jauh lebih membahayakan

“Dengan demikian, demi kebaikan bersama, kami minta agar proses produksi PT Chandra Asri dihentikan terlebih dahulu sampai semua hal penting bagi keselamatan kemanusiaan dipandang benar-benar aman,” kata Ali Mujahidin yang biasa dikenal dengan panggilan akrab “Haji Mumu” itu.

Ketum PB Al-Khairiyah juga menegaskan, bisnis dan kemajuan ekonomi itu penting, tapi tidak ada yang lebih penting dan paling penting dari orientasi keselamatan dan kemanusiaan, dari sudut pandang apapun.(**)