JAKARTA – Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), Wiryanti Sukamdani mengatakan, dalam kepariwisataan Indonesia punya modal daya tarik yang luar biasa. Indonesia memiliki destinasi alam, bahari, dan gunung. Belum lagi ditambah dengan keanekaragaman seni budaya.
“Dengan modal utama itu menjadikan Indonesia sebagai surga MICE dunia. Hanya, masalah MICE khususnya Convention dan Exhibition di Indonesia masih mengalami keterbatasan. Ketersedian kapasitas MICE di atas 6.000 orang hanya ada di Jakarta, dan Bali (exiting destination). Sedangkan Surabaya, Medan, Manado, Makassar, Bandung, Solo, Yogyakarta sebatas potensial destination. Sementara Kota Padang, Batam, Bintan, Palembang, Semarang, Balikpapan, dan Lombok masuk kriteria emerging distination,” ujar Wiryanti Sukamdani, di Hotel Sahid Jaya, Selasa (30/9/2014).
Upaya meningkatkan program MICE terus dilakukan baik oleh pelaku pariwisata dengan didorong oleh pemerintah daerah dan pusat. Diantaranya dengan menyelenggarakan berbagai event seperti Tour De Singkarak, Bintan Triathlon, Tour de Bitan, Jakarta Marathon, Jember Fashion Carnaval, Musi Trioatlon, Batik Carnaval, dan Tour De Ijen.
“Kita juga masih punya keunggulan dengan kekayaan di laut, pengunungan, sungai, dan peninggalan sejarah. Kita sangat strategi dalam lalu lintas warga dunia. Kita punya daya saing dengan negara lain seperti Singapura, Jepang, dan Hong Kong. Dan sebenarnya apa yang kita miliki lebih bagus dari India,” papar Wiryanti.
Terkait dengan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, selama ini lebih banyak dari Tiongkok. Perlu promosi lagi ke negara-negara lain. Seperti negara Timur Tengah, cukup potensial untuk digarap.
Demikian juga dengan negara di kawasan Asia Tenggara, prospeknya masih bagus. Sementara kunjungan terbanyak masih ke wilayah Bali dan Jakarta. Potensi lainnya berada di Manado, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Solo.
BPPI berharap pada tahun 2019 jumlah kunjungan wisatawan manca negara (wisman) bisa mencapai 20-25 juta dan 275 juta perjalanan wisatawan nusantara.