BEKASI TIMUR – Kasus penabrakan terhadap gerobak tukang bakso keliling milik Soleh oleh oknum pihak keamanan Security kawasan perumahan Harapan Indah Bekasi menuai banyak kecaman yang terjadi pada (4/11) lalu.
Dari kejadian tersebut, komunitas Pedagang Mie Bakso Indonesia (PAPMISO) Bekasi melakukan aksi di area parkir gedung DPRD Kota Bekasi, Rabu (20/11/2019).
Aksi yang dilakukan komunitas PAPMISO itu adalah dalam bentuk solidaritas sesama pedagang bakso yang sering mendapatkan intimidasi oleh oknum kemananan dalam berjualan. Juga sekaligus makan bakso gratis untuk anggota dewan dan teman media.
“Kejadian kasus penabrakan yang merusak gerobak bakso keliling milik pak Soleh tersebut sudah dalam bentuk intimidasi. Kita sebagai komunitas Pedagang meminta kepada pemerintah agar mendapatkan perlindungan hukum,” ujar Edi Wahyono selaku kuasa hukum PAPMISO.
Sebenarnya, lanjut Edi, tuntutan kita ini sudah merucut pada kepastian hukum agar dapat perlindungan melalui peraturan di kota Bekasi. “Oleh karena itu kita para pedagang mie dan bakso melakukan aksi di kantor DPRD Bekasi,” ungkapnya.
Menurut kordinator aksi ada sekitar kurang lebih 1.300 pedagang mie dan bakso di kota Bekasi. “Bayangkan berapa kuota tukang daging di pasar tradisional yang diserap oleh para pedagang bakso dan mie di kota Bekasi, yakni sebanyak 60 persen kurang lebihnya,” terangnya
Selain itu, Ketua Komisi I DPRD Kota Bekasi dari fraksi Demokrat, Abdul Rozak, juga hadir datangi aksi, mengatakan dukung aksi pedagang bakso untuk mendapatkan perlindungan hukumnya dengan meminta tuntutan kepada DPRD untuk dapat dibuatkan regulasi peraturannya.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa pak Soleh selaku pedagang bakso yang mendapat intimidasi. Nanti akan saya panggil pihak terkaitnya untuk menanyakan perihal mekanisme pihak keamanannya melakukan pengamanan, intinya di negara republik ini dipastikan tak boleh yang namanya intimidasi,” pungkasnya.(RON)