Jelang Pemilu, FBR Ingatkan Bahaya Konflik Sosial Akibat Hoax

Ketua FBR KH Lutfi saat Hakim Konferensi Pers di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (29/01).

JAKARTA – Forum Betawi Rempug mengingatkan bahaya potensi konflik sosial horizontal disebabkan oleh fenomena maraknya berita maupun informasi hoax yang sengaja disebar melalui berbagai media serta saluran komunikasi dan informasi, terutama menjelang, saat dan setelah berlangsungnya Pemilu April 2019.
Ketua FBR KH Lutfi Hakim mengatakan organisasinya sering menghadapi berita bohong yang menyebabkan kekhawatiran dari masyarakat.
“Kita sering alami itu. Waspada ada keributan antara FBR dengan ormas ini, hati-hati situasi mencekam, padahal tidak terjadi apa-apa,” ujarnya pada acara Konferensi Pers di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (29/01).
Disebut KH Lutfi, pda medio September lalu, isu di media sosial, yakni isu pembakaran bendera FBR dan penyerangan pos menyebabkan terjadinya gesekan antara FBR dengan sebuah ormas.
Pihak Kepolisian telah mengklarifikasi informasi yang meresahkan tersebut adalah hoax. Hoax Kejahatan Luar Biasa?
Terkait Pemilu Presiden dan Legislatif tanggal 17 April 2019, Ketua FBR KH Lutfi Hakim mengatakan berita dan informasi Hoax, yang dapat dikategorikan sebagai kampanye hitam/black campaign, bisa berpotensi memprovokasi, menghasut, meng-agitasi, serta mempengaruhi emosi, sikap, serta perilaku masyarakat.
“Hal ini akan memunculkan kekhawatiran di masa yang akan datang, masyarakat akan apatis/cuek dalam setiap ajang pemilihan umum. Pada skala nasional, akan berpotensi menimbulkan konflik komunal hingga konflik sosial horizontal,” ujarnya.
Oleh karena itu, KH Lutfi mengatakan berbagai upaya untuk memberantas, menanggulangi, serta mencegah maraknya berita dan informasi Hoax harus dilakukan oleh seluruh lembaga pemangku kepentingan, termasuk dari Forum Betawi Rempug.
“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mendukung Polri menanggulangi dan memberantas maraknya berita dan informasi Hoax, karena tenaga mereka terbatas. Kita semua harus ikut membantu terkait hal ini, karena hal ini terkait kepentingan masyarakat banyak,” ujarnya.
Keresahan publik terkait intensitas berita hoax sudah mulai meningkat, dan berbagai elemen publik termasuk partai politik, hingga ormas mulai menggulirkan wacana menjadikan hoax sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime).
“Saya kira hoax itu sama dengan fitnah. Al Fitnatul Ashaddu Minal Qhat, atau Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Saya sepakat hoax dimasukan ke kejahatan luar biasa,” ujar KH Lutfi.
Jaga Kampung
Terkait Pemilu April, FBR mempunyai program yang disebut Jaga Kampung dan JAWARA Anti Hoax.
“Menjaga Indonesia terlalu luas, menjaga Jakarta, dan Jabodetabek terlalu luas. Kita cukup jaga kampung saja,” ujar pemimpin organisasi masyarakat yang cukup populer di Jakarta dengan ratusan ribu anggota yang tersebar di wilayah Jabobetabek.
“Kita himbau teman-teman untuk bekerja sama dengan pihak lain untuk mensukseskan Pilpres yang aman, damai, sejuk dan berintegritas. Anggota kita kan tersebar di masing-masing di RT dan RW, mereka siap bantu antisipasi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar KH Lutfi.
FBR, ungkap Lutfi telah mensosialisasikan spanduk sosialisasi Jaga Kampung dan mengkampanyekan hashtag #2019fbrjagainkampung.
Hoax dan Konflik Sosial: Belajar dari Suriah?
Sementara terkait JAWARA Anti Hoax, Lutfi mengatakan FBR mengajak anggotanya untuk memverifikasi informasi yang diterima sebelum memforward ke group, baik di media sosial maupun platform chatting populer seperti WhatsApp.
“Belajar dari suriah, konflik yang terjadi di Suriah berawal dengan hoax,” ujar KH Lutfi.
Masyarakat dunia sempat dihebohkan dengan munculnya penanyangan foto dan gambar di media sosial media terkait konflik yang terjadi di Suriah, mengundang simpati bahkan kecaman dari netizen dari berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Konten hoax tersebut menjadi viral setelah
dibagikan hingga ratusan bahkan ribuan kali oleh netizen dan berbagai analisa oleh beberapa akademisi, hal ini turut berkontribusi terhadap eskalasi konflik yang terjadi di negara Timur Tengah tersebut.
“Beli Piring Kaga Pakai Boks, Jangan Sampe Kemakan Hoax,” seperti diungkapkan dari salah satu pantun Ketua FBR KH Lutfi ketika menutup konferensi pers.