JAKARTA – Terhitung sejak bulan November 2013, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, tidak lagi mempekerjakan karyawan berstatus alih daya (out sourching) untuk bidang pekerjaan pengumpul tol di gerbang-gerbang tol yang dioperasikan Jasa Marga. Sejak tahun lalu, seluruh karyawan yang bertugas sebagai pengumpul tol tersebut telah menjadi karyawan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ), yang merupakan salah satu anak perusahaan Jasa Marga. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Hasil Panja DPR RI Komisi IX dan Hasil Kesimpulan Rapat Kerja Komisi IX dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi beberapa waktu lalu.
Sampai saat ini karyawan yang sedang bertugas di gerbang-gerbang tol di Jakarta-Cikampek tidak terpengaruh dengan adanya ajakan mogok yang diserukan oleh pihak yang mengatasnamakan Pengurus Serikat Pekerja Jasa Marga (SPJM). Organisasi ini sama sekali bukan organisasi serikat yang didirikan oleh karyawan Jasa Marga. Menurut Ketua DPP Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), sampai saat ini, SKJM adalah merupakan satu-satunya organisasi serikat yang ada di Jasa Marga dan tidak terkait dengan pihak yang mengatasnamakan Serikat Pekerja Jasa Marga. “Dalam menanganai permasalahan yang menyangkut hubungan industrial, kami selalu aktif bermusyawarah dengan pihak manajemen Jasa Marga,” ujar Ari Wibowo, Ketua DPP SKJM di Jakarta hari ini.
Jasa Marga juga memastikan bahwa pelayanan kepada pemakai jalan tol tidak akan terganggu bila ada dari beberapa karyawan tersebut melakukan mogok, karena Pengurus DPC SKJM Jakarta-Cikampek, siap untuk memback-up apabila terjadi aksi mogok. “Kami siap melakukan aksi back-up untuk kepentingan pelayanan kepada masyarakat, khususnya para pengguna jalan tol,” ujar Engkus Haryanto, Ketua DPC SKJM Jakarta-Cikampek menanggapi ajakan mogok yang dilakukan oleh pihak yang mengatasnamakan Pengurus SPJM.
Sampai berita ini ditulis, kondisi di Gerbang-gerbang tol di Tol Jakarta-Cikampek tidak mengalami gangguan apa pun. Operasional berjalan seperti biasa. Bahkan banyak dari para petugas di lapangan yang tidak sependapat dan akan menolak melakukan aksi mogok kerja tersebut. “Alhamdulillah, kami sangat beruntung dapat bekerja di sini. Karena kami lihat masih banyak orang yang sulit mencari pekerjaan. Kami akan tetap bekerja, meskipun ada pihak-pihak yang meminta kami untuk mogok,” ujar Tito, karyawan JLJ yang ditempatkan di Tol Jakarta-Cikampek.