BOGOR – Kapolda Jabar Inspektur Jendral, Mochammad Iriawan, usai apel gabungan di Lapangan Tegar Beriman, bogor membeberkan, menjelang pengumuman hasil keputusan sengketa Pilpres 2014 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis 21 Agustus mendatang bakal menerjunkan 20,944 personel gabungan dari Polda Jabar.
“Hari ini saya melakukan ekstra pengamanan kontijensi, dan melakukan visual voice ke setiap polres di wilayah Jawa Barat, untuk melakukan pengamanan jelang pengumuman pilpres 2014. Sebanyak 20,944 personel belum termaksud personel TNI dan unsur lainya, yang dilibatkan,” kata pria lulusan Akpol 1984 kepada sejumlah wartawan, Senin (18/8).
Mantan Direskrimum Polda Metro Jaya (2008) ini juga menjelaskan, sebanyak 14 titik di sejumlah perbatasan Jawa Barat akan dijaga aparat gabungan TNI dan Polri. Namun untuk wilayah penyangga seperti Kerawang dikedepankan, karena Kerawang paling berdekatan dari Ibukota Jakarta.
“Sekarang ada 14 titik, termaksud untuk wilayah Kerawang dan Bogor, yang paling dekat wilayah Bogor dan Kerawang. Tapi polres penyangga yang paling dikedepankan adalah, Kerawang, Purwakarta, Bogor Kota, dan Kabupaten, Cianjur, Sukabumi Kabupaten tapi seluruh Polres siap untuk melakukan ini,” jelasnya.
Saat ditanya terkait terpilihnya Bogor dan Kerawang sebagai pusat penyangga dalam pengamanan dan penyangga, Kapolda mengatakan, pihaknya juga menerjukan sebanyak 300 personel Brimob dalam pengamanan di wilayah Karawang dan Bogor.
“Jawa Barat dekat dengan Jakarta, kita sebagai penyangga ibu kota dan mungkin massa banyak yang ada dari sekitar sini, Kita juga menerjunkan 300 personel Brimob ke Jakarta sebagai bantuan pengamanan, mulai tanggal 19 Agustus 2014 sudah mulai insert ke masing masing tempat,” tegasnya.
Sementara itu, saat ditanya terkait indikasi terjadinya aksi massa dari salah satu pendukung capres yang kalah, dalam keputusan MK yang jatuh tanggal 21 Agustus 2014 nanti, Kapolda berharap, situasi dapat terkendali.
“Insya Allah tidak ada, tapi kita siap untuk menghadapi itu, makanya saya tegaskan tadi, ada enam tahapan, termaksud menggunakan senjata api dalam menghadapoi pengunjuk rasa yang anarkis,” ujarnya.
(KIN)