BERITABEKASI.CO.ID, KOTA BEKASI – Parodi “bullying” Bekasi nampaknya belum usai dengan segala klarifikasi yang disampaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota Bekasi di beberapa media massa.
Realitasnya memang dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir pembangunan di Kota Bekasi memang sangat pesat dengan menjamurnya pusat – pusat perbelanjaan, ruko – ruko, apartemen, hotel dan pengembangan kluster perumahan yang didirikan tanpa mengikuti perundangan dan peraturan yang berlaku, Sebut saja salah satunya tentang kewajiban penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) bagi pengembang.
Walikota Bekasi Rahmat Effendi dalam rilisnya 13 Oktober 2014 lalu menyatakan bahwa pemenuhan RTH di Kota Bekasi baru sekitar 13 persen.
Sementara itu pada tanggal 14 Februari 2012 silam, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Dadang Hidayat menyatakan pencapaian RTH Kota Bekasi dengan jumlah yang sama yakni 13 % dari kewajiban penyediaan RTH seluas 30-40 persen dari luas keseluruhan Kota Bekasi.
Hal tersebut membuktikan bahwa prosentasi RTH di Kota Bekasi tidak berubah dalam kurun waktu dua tahun lebih.
Pantas saja saat ini Kota Bekasi di”bully” karena makin panas dan semakin mudah tertimpa banjir. Bisa kita lihat bagaimana mudahnya Pemerintah Kota (pemkot) Bekasi mengeluarkan ijin dalam membangun asal “setoran”nya pas, urusan pemenuhan RTH itu nomor sekian. Dimana komitmen Pemkot Bekasi dalam menjadikan Kota Bekasi sebagai hunian yang nyaman, asri dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.(wok)