Hampir 50 Persen Toilet Siswa SMP Di Kota Bekasi Tidak Layak Pakai

ilustrasi pintu toilet rusak.
ilustrasi pintu toilet rusak.

BERITABEKASI.CO.ID, KOTA BEKASI – Hampir 50 persen kamar kecil yang ada pada setiap sekolah Menengah Pertama di Kota Bekasi tidak layak pakai dengan berbagai macam kerusakan, seperti tidak memiliki pintu, kran air yang tidak berfungsi, dinding yang sempal hingga wc yang rusak.
Padahal anggaran dana Bos yang digulirkan pemerintah pusat salah satunya diperuntukkan memperbaiki prasarana sekolah. Sekolah yang mengalami kerusakan itu terjadi pada SMPN 25, 19, 4, 16, dan 18 Kota Bekasi.
Berdasarkan pantauan beritabekasi.co.id di SMP 19 Kota Bekasi terlihat sungguh menyedihkan. Setiap siswa yang hendak buang air kecil maupun besar terpaksa harus ditemani kawannya, untuk berjaga di depan pintu. Hal tersebut terjadi dikarenakan tiadanya pintu wc. Selain itu, beberapa kran air juga tidak berfungsi dengan baik. Ironisnya wc yang dipergunakan untuk guru terlihat lebih baik.
Menurut Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Ujang Tedi, seharusnya keadaan itu (wc rusak) tidak perlu terjadi. Karena anggaran dana BOS yang disalurkan pemerintah pusat setiap 3 bulan sekali sudah menyangkut kebutuhan untuk perbaikan dan pemeliharaan prasarana sekolah seperti WC murid.
“Seharusnya ini tidak terjadi, untuk pemeliharaan dan perawatan prasarana sekolah sudah ada anggarannya yang berasal dari dana BOS yang setiap tiga bulan sekali dikucurkan oleh pemerintah pusat,” ujarnya.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, dirinya akan melakukan sidak ke setiap SMP di kota Bekasi. Karena menurutnya masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. “Masa anak-anak yang mau buang air, harus ditemani terus gara-gara tidak ada pintu wc nya,” katanya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMP 19 Kota Bekasi, Mawardi mengaku jika wc murid sekolahnya mengalami kerusakan dan belum diperbaiki. Namun dirinya berjanji pada anggaran tahun 2015 kerusakan itu akan segera diperbaiki. “Benar memang pintu wc murid tidak ada pintunya. Kita akan perbaiki tahun depan setelah anggaran turun,” kelitnya.
Namun ketika ditanyakan kenapa harus menunggu tahun depan, padahal dana Bos telah turun, Mawardi mengelak menjawab. (wok)