BERITABEKASI.CO.ID, KOTA BEKASI – Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera) Kota Bekasi terus memastikan hewan qurban di wilayah Kota Bekasi dalam keadaan sehat dan layak dijual, menjelang hari raya Idul Adha 1435 Hijriah hingga H+3 atau Hari Tasyrik.
Hal itu, dikatakan Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dispera Kota Bekasi, dr Satya Sriwijayanti, di Bekasi, Kamis, (2/10). Pemeriksaan kesehatan itu lanjut Satya, guna memberi kepastian kepada masyarakat bahwa hewan-hewan kurban yang ada sehat dan layak diperjualbelikan para pedagang. Dispera kemudian mengeluarkan surat keterangan sehat bagi hewan kurban sebagai telah tanda layak jual.
“Sejak H-14 hingga H+3, 7 Oktober 2014, Dispera terus memeriksa kesehatan. Dilanjutkan dengan pengawasan penanganan hewan di sejumlah titik pemotongan. Seperti di sekolah dan masjid,” kata Satya.
Satya melanjutkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi tim pemeriksaan kesehatan di 12 kecamatan yang ada, belum ditemukan hewan kurban yang terindikasi memilik penyakit serius seperti antraks.
“Kemarin (01/10/2014), saya menerima laporan dari tim pemeriksa yang bertugas bahwa belum ada hewan yang tidak layak jual. Yang ada beberapa dari hewan teresebut hanya mengalami kelelahan saat dikirim ke Bekasi. Mereka ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa harus diberi antibiotik,” tambah Satya.
Yang paling penting, Kata Satya, masyarakat yang hendak berkurban harus memastikan hewan kurban tersebut sehat dengan dibuktikan melaui surat keterangan sehat hewan. “Para pedagang juga harus mampu membuktikan hewan yang dijualnya sehat dengan menunjukkan surat keterangan sehat hewan yang dikeluarkan Dispera,” ungkapnya.
Selain itu melakukan pemerksaan kesehatan hewan yang akan dijual para pedagang pihaknya juga akan mengawasi penanganan hewan kurban yang telah disembelih. Pengawasan di sejumlah titik pemotongan kata dia untuk memastikan ke higienisan daging kurban yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
Menurut dia, Dispera juga mensosialisasikan tata cara perlakuan terhadap hewan kurban saat pemotongan. Seperti harus disiapkan tempat pemotongan yang jauh dari keramaian, kemudian posisi penyembelihan, kaki dan kepala hewan harus menghadap kiblat sesuai dengan tata cara menyembelih hewan dalam agama Islam.
Selain itu untuk menjaga kebersihan daging qurban perlu dibagi tugas masing-masing orang. Jangan sampai tugas penyembelih merangkap sebagai pemotong daging maupun pengemas kedalam kemasan plastik.
“Sehingga dengan pembagian tugas ini, daging terjaga kebersihannya dari kuman-kuman atau limbah seperti darah dan kotoran hewan tersebut. Tempat mengemasnya pun harus dengan plastik bening. Sebab plastik hitam mengandung karbon yang bersifat racun,” pungkas Satya. (HMS)