CIKARANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Bekasi, bongkar-bongkaran soal bobroknya pemerintahan Eka Supriatamaja sebagai Bupati Bekasi.
Perwakilan BEM se Kabupaten Bekasi, yang juga Presiden Mahasiswa (Presma) STT Pelita Bangsa, Fahri Fangestu mengungkapkan, Pemerintahan Kabupaten Bekasi rapuh dan lemah.
Sebab banyak birokrat yang masih melakukan praktik Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang merugikan masyarakat banyak.
“Kami ketahui segudang persoalan di Kabupaten Bekasi merupakan suatu kegagalan seorang pemimpin daerah dalam mengatur daerahnya seperti, kekeringan, pencemaran sungai-sungai di Kabupaten Bekasi. Salah satunya, sungai Cilemah Abang, kerusakan hutan Bakau, akses Jalan Raya Babelan dan penerangan jalan umum,” ungkapnya.
Dalam penguraian persoalan di Bekasi, kata Fahri, penting adanya politicall will suatu pemerintahan yang bersih, sehingga sistem yang ada tapi aparaturnya atau pejabatanya masih korup maka kondisi pemerintah dianggap masih rapuh atau lemah.
“Masih ada instansi pelayanan publik yang masih melakukan pungutan liar (pungli), kemacetan-kemacetan yang setiap harinya dirasakan oleh para pengguna jalan, belum lagi persoalan pengangguran kian tahun bertambah banyak. Jadi pertanyaannya, B3, Benar Bekasi Bersih?,” cetusnya.
Bagaimana pemerintah mengurai semua perosalan tersebut. Karena sampai sekarang belum ada trobosan-trobosan yang memberikan dampak positif bahwa adanya harapan di Kabupaten Bekasi.
Pemerintah Kabupaten Bekasi selama ini gagal dalam memenuhi dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Bekasi, karena masih banyak permasalahan sosial yang belum terselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi seperti infrastruktur, Lingkungan Hidup, Kemiskinan, Pengangguran, Gizi Buruk.
“Pada 15 Agustus 2019 Kabupaten Bekasi sudah 69 tahun, namun persoalan yang ada di Bekasi masih menjadi sebuah kegelisahan masyarakat Kabupaten Bekasi yang belum bisa merasakan adanya sebuah tatanan pemerintahan yang benar-benar bisa mewadahi aspirasi masyarakat,” tegasnya.(*)