BERITABEKASI.CO.ID, KOTA BEKASI – Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi mensosialisasikan beberapa program kerjanya saat dialog publik dengan masyarakat di salah satu radio swasta di Bekasi, Selasa, (09/09/2014).
Dalam kesempatan dialog publik ini Kepala Disbimarta Kota Bekasi, Tri Adianto yang didampingi Kabid Perencanaan Disbimarta Nesan Sujana sekilas membahas upaya pemkot Bekasi mengatasi 19 titik kemacetan yang ada dengan melakukan perbaikan jalan, pelebaran jalan, dan pembuatan jalan alternatif.
Kemudian di bidang tata air membahas penyelesaian 49 titik banjir di Kota Bekasi yang ditargetkan jumlah titik banjir tersebut berkurang di tiap tahun anggaran.
Tri menyebutkan program yang sedang dikerjakan seperti program pelebaran jalan dari Jati Mulya – Pondok Hijau Bekasi Timur. Sempitnya jalan dan volume kendaraan yang padat didaerah itu menurutnya menjadi salah satu faktor timbulnya kemacetan. Pihaknya pun telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi melakukan pelebaran jalan diwilayah perbatasan tersebut.
“Awalnya jalan tersebut rusak dan kita perbaki. Kita optimakan jalan yang hanya lebar 5 meter agar berfungsi baik. Kemudian di tahun 2014, pemkot mempunyai program menambah lebar 3 meter jalan hingga Jati Mulya dengan target sepanjang 700 meter terbangun. Dan ini perlu didukung peran masyarakat dari segi lahannya untuk bersama mengatasi kemacetan,” ujar Tri.
Selain pelebaran jalan, upaya mengatasi kemacetan, disebutkan Tri, Disbimarta melaksanakan program pembangunan jalan dengan memanfaatkan lahan milik pemerintah. Seperti pembangunan disisi jalan underpass Pasar Baru milik Jasa Tirta dan sisi barat jalan Perjuangan dengan menggunakan tanah pengairan Kota Bekasi.
“Selain itu kita terus tingkatkan pembangunan jalan sisi selatan Kalimalang, juga untuk mengurai kemacetan di jalan KH Noer Ali Bekasi,” ungkapnya.
Sementara untuk pembangunan jalan alternatif yakni program pembangunan jalan Mawar diharapkan mampu mengurangi padatnya kendaraan di jalan Sudirman – Sultan Agung.
“Akibat volume kendaraan cukup tinggi didaerah itu, kita perlu jalan alternatif yang baik. Yang hendak menuju ke Harapan Indah, Medan Satria bisa melalui jalur alternatif ini dengan menghindari jalur utama, jalan Sudirman – Sultan Agung. Mereka bisa lewat jalan Pangeran Jayakarta dan jalan Mawar 6. Bahkan kita pun akan membuat jalan baru tembusan jalan Mawar ini, dimulai dari jalan Pangeran Jayakarta sampai jalan Kranji,” Tambahnya.
Beralih terkait penanganan 49 titik banjir di Bekasi, Tri mengatakan upaya yang dilakukan Pemkot Bekasi seperti perbaikan tanggul – tanggul kali yang jebol, perbaikan saluran, pembuatan tempat-tempat penampungan air hujan atau folder air, dan upaya pemompaan di sejumlah titik banjir.
Sementara itu khusus untuk perbaikan tanggul hingga normalisasi kali Bekasi, Pemkot Bekasi juga bekerjasama dengan Kementerian PU dan Provinsi Jawa Barat. Koordinasi ini dilakukan karena anggaran daerah terbatas dan penanganan banjir di Kali Bekasi membutuhkan dana yang besar, selain kali Bekasi menjadi kewenangan pusat. Dengan sejumlah pengerjaan fisik ini diharapkan tanggul menjadi lebih kuat.
“Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) membantu hampir 30 miliar untuk penguatan dan peninggian tanggul termasuk diantaranya normalisasi. Dan koordinasi dengan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini bidang Pengelolaan Sumber Daya Air. Mereka siap membantu hal yang darurat,” cetusnya.
Disampaikan oleh Tri bahwa Pemkot Bekasi telah berkomitmen mengurangi setidaknya 30 persen jumlah titik banjir di tiap tahun anggaran. Mulai 2014 Pemkot Bekasi mengalokasikan 30 persen dari total anggaran pada Disbimarta kemudian pada 2015 hingga tahun anggaran 2018.
“Mulai dari 30 persen sampai 45 persen dari sekitar Rp 800 miliar anggaran Disbimarta kita alokasikan untuk penanganan banjir. Hampir Rp 300 – 400 miliar tiap tahun. Mudah-mudahan kita mampu mengatasi titik banjir secara bertahap,” ujar Tri.
Selain pengerjaan fisik, upaya meminimalisir dampak banjir yang terjadi, Tri juga dengan menempatkan petugas pemantau untuk mendeteksi dini tinggi aliran kali Cikeas dan Kali Cileungsi saat musim hujan tiba. Mereka nantinya akan bertugas mengabarkan kepada pengawas di pintu air Prisdo untuk penyesuaian buka tutup aliran kali Bekasi.
Tri mengingatkan bahwa bencana banjir hampir selalu terjadi diwilayah Kota Bekasi saat musim hujan tiba dan akibat banjir kiriman. Untuk itu dirinya berharap warga masyarakat mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir tersebut.
“Kita pun mengimbau warga untuk tidak buang sampah disaluran. Karena hal itu bisa menyebabkan banjir. Selain itu kita perlu menggiatkan kembali usaha gotong royong kerja bakti dilingkungan masyarakat. Seperti bersama – sama membersihkan saluran air yang mampet. Itu juga membantu pemerintah mengatasi banjir,” pungkasnya. (goeng)