Difasilitasi Lurah, Pertemuan Soal Penolakan Pasien oleh RS Swasta di Jatirahayu “Deadlock”

Pertemuan keluarga pasien dengan Pihak RS Helsa Jatirahayu yang di Fasilitasi Kelurahan Jatirahayu, Rabu (15/6/2022)

PONDOKMELATI – Seorang warga RW 07 Jatirahayu meninggal dunia setelah diduga tidak mendapat pelayanan dari sebuah rumah sakit swasta di wilayah Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi pada Kamis (9/6/2022) lalu.

Rumah sakit Helsa Jatirahayu, diduga tidak menerima pasien yang sedang membutuhkan penanganan segera dengan mengatakan ruang IGD penuh. Hal ini disayangkan oleh keluarga korban yang mengantarkan ke rumah sakit itu untuk mendapatkan penanganan.

“Warga kami butuh pertolongan mereka membawa putrinya ke Rumah Sakit Helsa untuk di periksa. Ibunya masuk ke ruang IGD RS.Helsa tapi perawat Helsa mengatakan tidak ada dorongan untuk pasien dan tempatnya penuh. Padahal pasien masih di dalam mobil, namun sudah mengatakan tidak ada tempat atau ruangan,” ujar Haris Setiawan, Ketua RW 07 kelurahan Jatirahayu kecamatan Pondok Melati, yang mewakili keluarga korban pada Rabu (14/06/2022).

Atas kejadian itu, pihak RS Helsa memberikan klarifikasi dan berdialog bersama keluarga korban atau masyarakat di fasilitasi oleh Lurah Jatirahayu Ferry Prihadi Kurniawan, serta turut hadir Anggota DPRD Kota Bekasi dari Komisi IV Heri Purnomo bersama tokoh masyarakat setempat dan Camat Pondok Melati. Tak hanya itu, yang hadir selain pihak keluarga yang anaknya tak mendapatkan pelayanan Rs Helsa Jatirahayu juga para warga lainnya yang pernah mendapatkan hal serupa.

“Sudah jelas, bahwasanya disini tidak ada titik temu, sementara dari pihak pasien ini apa adanya tapi dari pihak rumah sakit beda lagi ceritanya disini, seolah-olah ini tidak ada perubahan,” kata Haris.

Diceritakan, pasien bernama Eviana Diah Putri (18) mengeluhkan sakit pusing dan kemudian dibawa oleh saudara dan orang tuanya ke RS Helsa sekitar pukul 11:30 wib menggunakan kendaraan. Sesampainya di RS, ia menyampaikan dan meminta tolong kepada petugas RS agar keluarganya cepat ditangani karena dalam kondisi gawat dan Eviana pingsan di perjalanan.

Tidak mendapat respon yang baik, justru pihak rumah sakit mengatakan bahwa ruangan IGD telah penuh, tanpa melihat kondisi pasien yang telah tidak sadarkan diri di dalam mobil. Hanya seorang perawat yang menghampiri namun itu ketika keluarga pasien hendak membawa kerumah sakit lain karena dikatakan ruangan penuh.

Sementara itu, Direktur Utama RS Helsa, Miranda sangat mengapresiasi pertemuan dan dialog dengan korban serta warga oleh pihak kelurahan Jatirahayu.

“Niat kami tulus hanya silaturahmi, dan memang undangannya pak lurah konteksnya adalah mengklarifikasi keadaan yang ada, dan itu sudah kami sampaikan, dikatakan pun ada pihak atau keluarga yang kurang berkenan, ya tidak apa-apa nanti akan kita tindaklanjuti, tapi jujur kami ingin semua warga dapat terlayani,” katanya.

Dikatakan bahwa pihak RS Helsa menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu, agar menjadi evaluasi ke depannya.

“Kalau untuk masalah ini kami minta maaf, karena kami belum bisa memberikan layanan yang diinginkan, tapi untuk ke depannya, Helsa akan lebih baik,” imbuhnya.

Lurah Jatirahayu, Ferry Prihadi Kurniawan menuturkan bahwa pihaknya hanya melakukan fasilitas kepada keluarga pasien dengan pihak rumah sakit Helsa agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

“Terkait dengan agenda hari ini yang tentunya ini adalah merupakan rapat musyawarah dan klarifikasi jadi seluruh pihak yang ada baik itu dari keluarga pasien yang kedua dari pihak rumah sakit Helsa yang pada hari ini memang kami sengaja mengundang ke kelurahan agar dapat terselesaikan,” katanya.

Terlepas dari permasalahan tersebut, lurah mengaku bahwa sinergitas antara rumah sakit Helsa dengan pemerintah terjalin baik. Namun, atas kejadian itu harus ada investigasi dari dinas kesehatan kota Bekasi untuk menjadi dasar dari keputusan yang nantinya akan diambil.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Bekasi dari Komisi IV, Heri Purnomo menuturkan bahwa pihaknya akan mendesak Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk segera melakukan pemanggilan kepada RS Helsa guna memberikan klarifikasi.

“Awalnya saya dapat kabar pengaduan baru hari senin ini atas kejadian tersebut pada tanggal 9 juni lalu, atas pengaduan kemarin ini menjadi tamparan keras karna kejadian ini sudah berulang kali terjadi atas pelayanan di rumah sakit tersebut dan saya secara pribadi pernah mengalaminya. Pernah setahun lalu Komisi IV rapat bersama Dinas Kesehatan dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta sudah mengingatkan ke RS.Helsa, kalau tidak salah sudah dua kali mendapatkan peringatan dari pemerintah,” imbuhnya.

Surat peringatan yang sudah dua kali pernah dilayangkan oleh Dinas Kesehatan itu, masih kata Heri Purnomo, terkait perbaikan – perbaikan pelayanan.

“Pernah dari pengaduan masyarakat belum lama ini bahwa LKM-NIK sempat juga di tolak begitu pun masyarakat yang ingin menggunakan BPJS,” terangnya.

“Kedepannya saya berharap kejadian seperti ini terakhir, kita butuh rumah sakit dengan jumlah penduduk di kelurahan jatirahayu hampir 60 ribu jiwa. Karna memang rentang jumlah rumah sakit di Pondokmelati ini sangat jauh dengan wilayah lain di Kota Bekasi, oleh karena itu di sini juga perlu ada rumah sakit milik pemerintah Type D seperti kecamatan tetangga Pondok Gede maupun Jatisampurna dengan jumlah penduduk yang sudah padat,” harapnya.(RED)