CIKARANG – Harga cabai rawit di pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi sudah menembus diangka Rp115 – 120 ribu per kilogram. Kini, pedagang keliling atau eceran harus memutar otak supaya dagangannya tetap dibeli konsumen yang hampir semua kaum ibu rumah tangga.
“Mau ngak mau cabai saya ecer dibungkus pakai kertas atau dimasukan ke kantong pelastik ukuran kecil biar ngak rugi. Sebab kalau di ecer per kilo ngak ketemu modal apa lagi untung. Sebab, semakin kesini, harga cabai di pasar naik terus,” kata pedagang keliling sayuran dan bumbu dapur, Sarki, saat berbincang dengan awak media, Sabtu, (13/3/2021).
Dikatakan Sarki, kenaikan harga cabai bukan baru sekarang ini. Bahkan dari beberapa bulan ini harga cabai merangkak naik terus dan tidak pernah turun dan kemungkinan jelang Hari Raya harga cabai bisa tembus Rp150 ribu per kilogram.
“Waktu Natal harga cabai Rp80 ribu per kilogram. Nah, tahun baru harga cabai turun Rp70 ribu, sekarang Imlek melesat naik Rp120 ribu, sebentar lagi Hari Raya, kemungkinan harga cabai bisa tembus Rp150 ribu per kilaogram,” ungkapnya.
Selain cabai, sambung Sarki, sekarang ini harga tomat dan beberapa bumbu dapur juga merangkak naik. Dipasar, biasa harga tomat Rp3 – 4 ribu per kilogram sekarang sudah tembus harga Rp8 ribu per kilogram.
“Kalau tomatnya gede merah mending. Inimah udah harga tomatnya mahal, kecil ijo lagi,” sindir Sarki bingung melihat keadaan sekarang disaat lagi pandemi.
Berbeda dengan Rohim, pedagang sayuran dan masakan dapur yang biasa mangkal di perapatan Perumahan Sakura, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi ini.
Sekarang ini, Rohim, menghadapi harga cabai rawit yang terus merangkak naik, berpikir dua kali agar tidak rugi banyak mensiasatinya dengan timbangan dengan cara per Ons.
“Cabai rawit saya ecer, per setengah Ons Rp6 ribu. Kalau dijual perkilo ngak ketemu modal apa lagi untung. Sebab harga cabai di pasar aja Rp120 ribu per kilogram,” jelasnya.
Kendati begitu, pedagang keliling dan mangkal ini, tidak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga cabai rawit. Sebab, mereka (Pedagang) hanya mengikuti harga pasar beberapa bulan sekarang ini.
“Mendengar harga-harga di pasar mau naik. Sebelumnya, diberitahukan dahulu, jadi pas mulai dijual kepelanggan mereka sudah mengetahinya,” pungkas Sarki.(*)