BEKASI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Kota Bekasi menggelar Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pola Hidup Sehat diikuti ratusan anggota Komunitas dan pelaku usaha mikro Kota Bekasi, Kamis, (13/6/2019) di Aula Kampus Trisakti Bekasi, Jalan Siliwangi, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu.
Peserta sosialisasi berasal dari komunitas yang ada di Kota Bekasi seperti komunitas senam ceria, komunitas senam poco-poco, komunitas bank sampah, komunitas pengendara ojek online, penggerak posyandu dan pelaku usaha mikro.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Cabang BPJS Kota Bekasi dr Farida, Kabid Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kota Bekasi Kori Altea, Anggota Tim Walikota Untuk Percepatan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan (TWUP4) Kota Bekasi, Ihsan, Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Mas Anto, dan selaku narasumber Pola Hidup Sehat sekaligus Brand Ambasador BPJS, artis dan binaragawan Ade Rai.
Kepala BPJS Kesehatan Bekasi, dr Farida mengatakan progam JKN KIS telah berjalan selama lima tahun untuk melayani masyarakat berdasarkan amanat UU Nomor 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan kesehatan nasional berlandaskan asas manfaat, kemanusiaan dan keadilan sosial.
“Untuk melindungi jaminan kesehatan peserta apabila sakit, membantu yang sakit lewat iuran premi dari yang sehat. Dan sebagai warga negara menjalankan kewajiban sesuai UU No 40 tahun 2004,” kata dr Farida.
BPJS Kesehatan menerapkan tiga kelas dengan biaya iuran yang berbeda setiap bulannya, yaitu: Kelas III, biaya iuran per bulan sebesar Rp 25,5 ribu. Kelas II, biaya iuran per bulan sebesar Rp 51 ribu. Kelas I, biaya iuran per bulan sebesar Rp 80 ribu.
Hingga sekarang lanjut dr Farida ada sekitar 222 juta penduduk Indonesia tercover layanan BPJS atau sebanyak 89 persen dari jumlah penduduk. Untuk di Kota Bekasi sendiri, jumlah peserta BPJS Kesehatan Kantor Cabang Bekasi per 31 Mei 2019 sebanyak 1.5 juta penduduk atau 78.5 persen dari total penduduk.
“Peserta BPJS terlayani di 154 fasilitas kesehatan tingkat pertama bekerjasama dengan 36 puskesmas, 122 klinik, dan 1 dokter gigi. Ditambah 37 faskes lanjutan bekerjasama dengan 36 rumah sakit dan 1 klinik utama.
Dengan gotong royong, semua tertolong menjadi moto kami di BPJS Kesehatan,” ungkap dr Farida.
Pihaknya pun telah bekerjasama dengan Pemkot Bekasi dalam mensukseskan program BPJS Kesehatan didalamnya menggunakan fasiilitas kesehatan yang ada dan integrasi subsidi bantuan iuran masyarakat.
Bahkan untuk meningkatkan pelayanan, mutu dan kualitas dalam perjalanan program di tahun kelimanya, BPJS Kesehatan mengembangkan sistem layanan melalui digital termasuk pengembangan sistem sarana pengaduan pelayanan.
Dalam sistem digital melalui JKN Mobile di dunia modern 4.0 dan 5.0 ini dikembangkan 5 ekpektasi seperti peningkatan kemudahan informasi layanan, kemudahan mendaftar, kemudahan kepastian membayar premi, kemudahan mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan dan adanya sarana pengaduan.
“Mobile JKN untuk one stop servis. BPJS Kesehatan mengembangkan aplikasi guna mendukung sistem layanan dan keberlangsungan program ini. Ada juga sarana pengaduan bisa melalui call center 1500-400, aplikasi Lapor di Kantor Staf Presiden kemudian sarana website BPJS, dan mobile CS,” dr Farida.
Ia menambahkan dengan pelayanan yang diberikan selama ini, dan pengembangan aplikasi layanan, BPJS Keshatan memperoleh prestasi dari Kemenpan RB sebagai 10 lembaga terbaik dalam pengelolaan pengaduan pelayanan publik.
“Terintegrasi aplikasi Lapor di staf presiden dan ditindaklanjuti kami. Lewat aplikasi yang kita kembangkan ini, pelayanan bisa terus ditingkatkan,” kata dr Farida.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kota Bekasi, Kori Altea mengatakan Pemkot Bekasi mendukung pelaksanaan program pemerintah melalui JKN-KIS dan sosialisasi yang kali ini digelar sehingga bisa menyasar warga Kota Bekasi.
Lanjut Kori mengatakan di kota Bekasi ada sebanyak 2086 pelaku usaha. Ia berharap kedepan semua pelaku usaha dan warga perlu dibekali sosialisasi ini agar menerapkan pola hidup sehat. Terdata sebanyak 50 pelaku usaha saja dari kluster makan minum yang mengikuti kegiatan ini.
“Saya bersyukur bisa hadir di acara ini kedepannya bisa berkelanjutan dan makin banyak warga maupun pelaku usaha diberi sosialisasi JKN-KIS dan Pola Hidup Sehat. Manfaatkan info kesehatan yang diberikan para narasumber,” kata Kori Altea.
Dalam keaempatan itu ia juga mengimbau agar pelaku usaha bisa menunaikan kewajiban terkait pajak bumi dan bangunan dan pajak restoran guna meningkatkan pendapatan daerah. Dana yang terkumpul dari sumber pajak warga ini dikatakannya untuk membantu pembangunan dan pemerintahan Kota Bekasi
Diketahui, sebelum menjabat sebagai Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM, Kori bertugas di Badan Pendapatan Daerah.
“Walikota Bekasi juga berkomitmen agar pajak warga dikembalikan kepada warga untuk memenuhi sektor infrastuktur dan penanganan masalah dimasyarakat seperti banjir yang terus dibenahi,” pungkasnya.
Brand ambasador BPJS Kesehatan Ade Rai menyampaikan tips kesehatan dan perilaku yang perlu diubah guna menjaga kesehatan. Selama penyampaian kurang lebih satu jam ini, Ade Rai mencoba mengajak peserta menerapkan hidup sehat mulai dari sekarang dan tidak ada kata terlambat.
Menurutnya demi menjaga kesehatan perlu dilakukan pola makan yang seimbang dan kurangi asupan gula dalam kandungan karbohidra didukung aktifitas fisik sehari-hari.
Dirinya telah menjadi brand ambasador sejak awal 2014, dan terus memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bentuk sedekah bagi warga yang mengalami musibah sakit.
“Kita turut mensukseskan program pemerintah untuk mengganti biaya pengobatan ini karena dengan gotong royong, 5 orang sehat menyelamatkan 1 orang sakit. Tergantung tingkat keseriusan penyakit. Bisa 30 orang membiayai satu orang sakit sedang. Bahkan 500 orang sehat membiayai 1 orang sakit kronis. Kita bersedekah caranya dengan menjaga kesehatan,” ungkap Ade Rai.
Ia mengatakan topik pola hidup sehat haru menjadimoerhatian dan menarik bagi kita yang masih walaupun masih diberi kesehatan.
“Mulai peduli tubuh yang sehat agar bisa mendukung kegiatan sehari-hari,” kata Ade.
Ade memberikan tips sederhana gerakan pembetukan otot bisa dilakukan sendiri sebagai upaya membakar gula dalam darah akibat makanan mengandung gula yang dikonsumsi.
“Seperti gerakan push up, sit up, plank, naik turun tangga bisa dilakukan setiap hari dikombinasi aktifitas olahraga kardio untuk kesehatan jantung minimal 3 kali seminggu seperti jalan atau bersepeda dan lainnya,” tutup Ade Rai. (RON)