JATISAMPURNA – Pemerintahan Kota Depok melalui Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan melakukan studi tiru ke Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kamis (13/06/2024).
Kabid Pemerintahan Bappeda Kota Depok Yulia Oktaviani menuturkan, Studi banding ini dilakukan demi melihat langsung program dan inovasi yang dilaksanakan di Kelurahan Jatirangga. Banyak hal yang ditanyakan pihak kepada Lurah Jatirangga.
“Pertama, lebih banyak menanyakan inovasi oleh Kelurahan Jatirangga. Kemudian kedua terkait program pemberdaya masyarakat terutama bagaimana menjaga supaya kegiatan-kegiatan yang sudah dibangun itu tetap terlaksana. Selanjutnya, ketiga terkait penganggaran, karena saya liat di kelurahan Jatirangga dengan anggaran terbatas masih bisa memberdayakan masyarakat,” kata Yulia di Kelurahan Jatirangga.
“Hal-hal inilah yang coba kita akan tanamkan di teman-teman Kelurahan, kebetulan saya membawa 5 orang Kasie Kemas yang berkaitan dengan kegiatan di masyarakat khususnya di pemberdayaan masyarakat. Ternyata disini tidak haru menggunakan APBD, tapi dengan cara kita menjual program dan bisa memetakan antara permasalahan dan potensi, maka itu akan bisa kita bangun,” sambungnya.
Menurutnya, perbedaan signifikan ketika datang ke Kelurahan Jatirangga ternyata untuk intervensi kegiatan itu tidak semuanya diatur oleh satu menu yang disampaikan Pemkot.
“Kelurahan Jatirangga bisa mengatur sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Jadi kegiatan itu bisa diatur sendiri sesuai kebutuhan. Ini yang akan say bawa, karena saya mewakili Bappeda, nanti kita runut dengan aturan di Pemkot Depok apakah memungkinkan ada diselipkan
penganggaran untuk dikelola langsung oleh Kelurahan sesuai kebutuhannya,” ujarnya.
Tempat yang sama, Lurah Jatirangga Ahmad Apandi mengatakan, dalam studi tiru tersebut ada beberapa program yang membuat mereka tertarik untuk datang kelurahan Jatirangga.
“Beberapa program terkait Pamor, karena di Pemkot Depok tidak ada Pamor. Banyak sebagian dari mereka menanyakan mekanisme dan fungsi Pamor yang ada di Kota Bekasi. Mereka juga menanyakan terkait pemberdayaan masyarakat, kita sendiri sudah bekerja sama dengan KLM dan Yayasan 1000 Mahkota Surga dan lainnya,” ujar Ahmad Apandi.
“Mereka sangat tertarik, kenapa anggaran Kelurahan lebih kecil dibandingkan dengan Depok, akan tetapi program-programnya lebih banyak dan banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat tanpa menggunakan APBD,” pungkasnya.(RON)