BALI – Sampah terus menjadi permsalahan serius yang harus dikendalikan. Setiap tahun volume sampah di Indonesia terus meningkat dengan cepat hingga mencapai jutaan ton, khususnya sampah plastik.
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Bank, sampah plastik yang dihasilkan per tahun kemungkinan bertambah dari 1,3 miliar ton menjadi 2,2 miliar ton pada tahun 2025 jika tidak dikelola dengan benar.
Beberapa upaya dan kegiatan terus dilakukan guna menciptakan proses pengolahan sampah yang efektif, salah satunya melalui Gerakan “Kemitraan Aksi Plastik Nasional” dan “Indonesia Bersih”.
Dalam mendukung upaya pemerintah soal penanganan sampah, Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) menyelenggarakan Bali’s Big Eco Forum dengan tema “Sustainability for Wonderful Indonesia” yang bertujuan untuk mengembangkan solusi pengolahan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan, dengan berkolaborasi bersama pemerintah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, komunitas dan industri.
Deputi IV Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Budaya Maritim, Safri Burhanuddin, DEA, membuka forum tersebut bersama dengan Lucia Karina, Director of Public Affairs, Communications & Sustainability Coca-Cola Amatil Indonesia. Hadir juga sebagai panelis dalam sesi diskusi panel, Muhammad Hudori, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Abdul Rochim,Direktur Jenderal Industri Argo Kementerian Perindustrian, Mari Elka Pangestu, Chair Steering Board Indonesia National Plastic Action Partnership, Dodi Krispratmadi, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta karya, Medrilzam, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Imam Pituduh, Nahdathul Ulama Indonesia (NU), Saharuddin Ridwan, Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI), serta Imam P. Prasodjo dari Universitas Indonesia selaku moderator forum,Andari Kristanto, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, I.D.A.A. Warmadewanthi, Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Emenda Sembiring, Departemen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung selaku fasilitator kegiatan focus group discussion forum.
“Selama lebih dari dua dekade, Coca-Cola Amatil Indonesia telah berkomitmen untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kami berupaya untuk memberikan kontribusi yang positif di semua bidang di setiap wilayah operasional dan melakukan bisnis dengan cara yang benar, bukan dengan cara yang mudah,” ujar Ibu Lucia Karina dalam rilis yang diterima redaksi beritabekasi.co.id, Senin (29/7/2019)
“Sebagai wujud komitmen Amatil Indonesia terhadap pencapaian sustainability goal secara grup, kami telah berinvestasi dalam teknologi berkelanjutan yang mengurangi jumlah konten plastik dalam kemasan produk, jumlah air yang digunakan pada saat proses produksi, mengubah jutaan bahan bakar diesel menjadi tenaga LNG dan LPG yang lebih bersih, dan saat ini Amatil Indonesiasedang membangun salah satu atap panel surya terbesar di Asia untuk mengurangi jejak karbon dari proses operasional manufaktur,” sambungnya.
Forum yang berlangsung selama dua hari yakni 26-27 Juli 2019, merupakan bentuk perluasan dari gerakan Bali Beach Clean Up (BBCU) yang telah dijalankan oleh Amatil Indonesia selama lebih dari 12 tahun. Hingga bulan Juli 2019, program harian BBCU telah menyingkirkan lebih dari 39 juta kg sampah dari pesisir pantai sepanjang 9,7 kilometer, termasuk: Seminyak, Legian, Kuta, Kedonganan dan Jimbaran. Program ini didukung dengan 4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah, 75 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai, serta 150 tempat sampah jenis tiga sistem baru tiap tahunnya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah.
Tiga topik utama yang dibahas dalam forum “Sustainability for Wonderful Indonesia” adalah:
– Kebijakan yang bersinergi dengan perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat;
– Infrastruktur dan mekanisme yang mendukung pengelolaan sampah plastik secara komprehensif;
– Menciptakan circular economy yang akan memastikan keberlangsungan proses daur ulang yang berkesinambungan.
Bapak Safri Burhanuddin, DEA di dalam kata sambutannya, menjelaskan, salah satu dari prioritas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah untuk meningkatkan kegiatan dan kerja sama “Gerakan Indonesia Bersih” yang bertujuan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menciptakan persepsi yang sama dalam pengelolaan sampah agar dapat memberikan dampah perubahan signifikan terhadap pola pikir masyarakat.
Ia juga mengapresiasi Coca-Cola Amatil Indonesia yang telah mendukung upaya pemerintah dalam membangun solusi pengolahan sampah yang berkelanjutan, melalui pengadaan forum “Sustainability for Wonderful Indonesia”, kegiatan bersih-bersih dan kolaborasi Bali Beach Clean Up yang telah dijalankan lebih dari 10 tahun.
“Semoga dengan kegiatan forum seperti ini dan program Bali Beach Clean Up, Coca-Cola Amatil Indonesia dapat mendorong pemangku kepentingan lainnya untuk berkontribusi secara optimal dalam mengadakan kegiatan bersih-bersih secara rutin dan solusi pengolahan sampah di Indonesia,” ujarnya.
Forum “Sustainability for Wonderful Indonesia”merupakan bagian dari rangkaian Bali’s Big Eco Weekend 2019, festival tahunan di mana Coca-Cola Amatil Indonesia menceritakan kemajuan program Bali Beach Clean Up.
“Komitmen kami dalam menciptakan kontribusi yang positif dan signifikan di lingkungan tempat kita tinggal semakin kuat,” jelas Bapak Kadir Gunduz dalam pidatonya di puncak acara Festival Bali’s Big Eco Weekend 2019.
“Bali Beach Clean Up merupakan salah satu program yang selalu ditonjolkan dalam laporan sustainability Coca-Cola Amatil tiap tahunnya.
“Kami bangga dengan konsistensi dan kontribusi program tersebut bagi masyarakat sekitar, Bali Beach Clean Up juga telah berhasil menciptakan berbagai bentuk kerja sama demi manfaat yang lebih baik lagi, seperti yang telah kita laksanakan dalam forum “Sustainability for Wonderful Indonesia.”ungkapnya.
Rangkaian kegiatan yang meramaikan Bali’s Big Eco Weekend 2019 meliputi pameran eco community; big beach clean-up; festival layangan; dan pelepasan bayi penyu ke laut, yang merupakan salah satu hasil dari upaya bersih-bersih pantai selama ini melalui Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC).
Miss Earth Indonesia 2018, Ratu Vashti Annisa, turut menghadiri kegiatan tersebut, sebagai wujud dukungannya terhadap kolaborasi Bali’s Big Eco Weekend tahun ini.
“Hari ini kita diingatkan bahwa tiap usaha sungguh berarti dan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan dampak yang positif. Saya harap, semua yang hadir hari ini, terutama generasi muda dapat terinspirasi untuk menjalankan peran masing-masing dalam menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik,” kata Vashti
Bali’s Big Eco Weekend 2019 didukung olehDynapack Asia, Sugar Labinta, Diversey, Euroasiatic, Samora Group, Alpha Servis Solusi, FABS, LYS Energy Group, PGN, Swadaya Harapan Nusanta, Turkish Airlines dan United Can.(*)