LONDON – Klub Sepakbola kebanggan asal Kota London, Arsenal mengambil pilihan untuk membangun stadion sebagai pengganti Highbury disebut sebagai perjudian mahal bagi stabilitas tim asal London Utara itu.
Akibatnya, Arsenal harus rela mengirit belanja pemain demi membangun Stadion Emirates yang menghabiskan anggaran sebesar GBP 390 juta atau sekitar Rp 7,75 triliun tersebut. Selama hampir sembilan musim, Arsenal pun harus mengalami era yang sulit. Terbukti, setelah gelar Piala Liga 2005, mereka baru merasakan gelar juara lagi berupa Piala FA musim lalu.
Tapi, kini Arsenal memasuki era baru pada perjalanan mereka. Era baru tersebut berupa lunasnya berbagai utang akibat pembangunan Stadion Emirates. Terhitung mulai awal musim ini, Arsenal sudah membereskan semua utang untuk membangun stadion berkapasitas maksimal 60.338 tempat duduk itu. Itu sebabnya, sejak musim panas 2013, Wenger mulai bisa membidik pemain top berharga mahal untuk membangun kekuatan tim.
Sasaran pertama adalah Mesut Oezil yang berhasil didatangkan dari Real Madrid. Nah, di musim panas ini. Arsenal sudah membelanjakan lebih dari GBP 50 juta atau setara Rp 978 miliar dengan mendatangkan ×Alexis ×Sanchez (dari Barcelona), Mathieu ×Debuchy (Newcastle United), David ×Ospina (Nice), dan Calum Chambers (Southampton). Aktivitas belanja tim London Utara itu diyakini belum tuntas.
Nama-nama tenar seperti Sami ×Khedira (Real Madrid), Mats ×Hummels (Borussia Dortmund), dan yang paling anyar William Carvalho dari Sporting Lisbon juga masuk target incaran. Kami memulai sebuah era baru. Kami bisa memenangi banyak piala, ungkap Alisher Usmanov, pemilik 30 persen saham Arsenal. Dia sangat yakin, Arsenal bakal memupus puasa gelar Premier League yang telah berlangsung sembilan musim.
Dia menilai, pilihan membangun stadion memang sulit. Tapi, kini mereka tinggal memetik keuntungan dari keputusan tersebut. Klub ini berada di jalur yang tepat untuk meraih sukses, ungkap Usmanov kepada Daily Telegraph. Masa-masa berhemat tersebut sudah lewat. Selain berhemat, Arsenal juga harus melepas para pemain bintang. Diawali kepergian Cesc Fabregas, Gael Clichy, Samir Nasri, dan kemudian Robin van Persie.
Hal ini kian memperburuk kondisi Arsenal meski masih tetap berada di posisi empat besar di setiap klasemen akhir selama masa-masa sulit tersebut. Para pemegang saham memang harus untuk memilih model investasi mana yang akan diadopsi. Dewan dan para pemegang saham utama memilih opsi utang pada saat itu yang menyebabkan Arsenal nyaris 10 tahun tanpa gelar domestik maupun Liga Champions, ungkap Usmanov.
Usmanov menambahkan bahwa era baru Arsenal telah dimulai saat ini. Juara Piala FA 11 kali tersebut lebih loyal dalam belanja pemain, terbukti dengan berlabuhnya Mesut Oezil tahun lalu di Emirates Stadium. Trofi pertama baru datang pada tahun kesepuluh. Sebagai hasil dari pilihan ini, kami menjual banyak pemain dan tidak bisa membeli pemain top. Tapi, kesulitan ini sudah diatasi dan tim ada dalam posisi yang bagus, keuangan klub sudah beres, dan saya yakin Arsene Wenger dan CEO klub (Ivan Gazidis) bisa menanganinya dengan tepat, terang konglomerat Rusia itu. (CJ)