CIKARANG – Lokakarya Tingkat Kabupaten Bekasi, dengan tema pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan Provinsi Jawa Barat di ikuti perwakilan nelayan dari seluruh wilayah di Jawa Barat.
Membuka pertemuan dalam kegiatan itu, Bambang dari Asosiasi pengusaha rajungan Indonesia (APRI) menjelaskan, rajungan masuk rangking 3 setelah udang dan tuna yang di ekspor dari Indonesia.
“Penghasil rajungan terbesar di Kabupaten Bekasi ada di Muaragembong, muara bendera, Tarumajaya. Sementara, Jawa Barat peringkat ke 7 di Indonesia,” jelasnya.
Bambang membeberkan terkait harga rajungan cenderung naik di bulan Mei-September karena di Amerika dan Eropa sedang musim panas (summer).
“Mulai September-Desember itu disana musim dingin akan susah masuk kiriman eksport. Dari catatan APRI, ada 90 ribu nelayan rajungan di seluruh Indonesia, dan 140ribu (140ton) rajungan setiap hari ditangkap dari laut Indonesia,” katanya.
Sementara, Zainal dari Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi mempertanyakan APRI merangkul PT atau sampai ke nelayan. Lantaran menyangkut harga jual dari nelayan ke pembeli diatas.
Soal nelayan andon, Zainal juga mempertanyakan jarak tangkap nelayan rajungan antar wilayah. Misalnya dari Cirebon apakah dibenarkan mencapai ke Bekasi.