Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendukung langkah nyata yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melindungi masyarakat yang berisiko rawan tsunami di 584 desa/kelurahan sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa. Dukungan BSN yakni dengan ikut mensosialisasikan pentingnya menerapkan SNI 8357:2017 Desa dan kelurahan tangguh bencana ke desa/kelurahan tersebut. Penerapan SNI ini cukup penting. Sebab, desa/kelurahan akan memiliki acuan yang jelas bagaimana memitigasi bencana termasuk kemungkinan dampak tsunami.
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah mengatakan, Indonesia yang merupakan negara rawan bencana perlu dilakukan pengelolaan yang baik terhadap risiko bencana. “Dengan menerapkan SNI 8357:2017, diharapkan dapat menghindari, mencegah, mengurangi dampak bahaya dan kesiapsiagaan bencana di daerah rawan bencana. Kami sangat mendukung dan mendorong penuh langkah BNPB dan desa tangguh bencana,” jelas Zakiyah dalam pelepasan Ekspedisi Destana Tsunami di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Jumat (12/07/2019).
Zakiyah, yang dalam kesempatan tersebut menyerahkan bola ketangguhan ber-SNI kepada Kepala Desa di Banyuwangi, mengatakan bahwa SNI 8357:2017 menetapkan indikator desa dan kelurahan tangguh bencana yakni memiliki indikator dasar dan hasil. Indikator dasar antara lain, penguatan kualitas dan akses layanan dasar seperti penguatan kualitas layanan dan akses pendidikan formal maupun non formal; serta layanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua masyarakat, sarana dan aksesibilitas transportasi. Di samping itu, untuk indikator hasil diantaranya penguatan pengelolaan risiko bencana dimana desa dan kelurahan memiliki hasil kajian wilayah dnegan perspektif kebencanaan; pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan risiko bencana, serta kegiatan aksi masyarakat dalam pengelolaan risiko bencana.
Sosialisasi SNI ini akan mengikuti program BNPB dalam kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami, yang akan singgah di desa-desa sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Selain sosialisasi SNI, bersama Tim Penilai juga akan melakukan penilaian awal tingkat kesiapan Desa dan Kelurahan atas pemenuhan beberapa indikator yang ditetapkan. Lebih lanjut, BSN akan memberikan fasilitasi dan pembimbingan kepada Desa dan Kelurahan untuk memenuhi SNI dan menjadi role model untuk Desa dan kelurahan lainnya.Tim BSN juga akan melakukan survei kesiapan desa-desa yang akan menerapkan SNI 8357:2017 dilihat dari indikator-indikator yang ada.
Keikutsertaan BSN dalam Ekspedisi Destana Tsunami, merupakan langkah awal dalam mensosialiasikan penerapan SNI 8357:2017 serta menindaklanjuti arahan Presiden RI, khususnya arahan ke-2 yakni dilakukan penguatan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan tsunami di selatan pulau Jawa. Roadmap ke depan, menurut BNPB, adalah tahun 2019 ini dilaksanakan ekspedisi Destana Tsunami untuk mengetahui tingkat ketangguhan 584 desa/kelurahan yang ada di daerah rawan tsunami. Tahun 2020-2022 dilaksanakan penguatan ketangguhan pada desa/kelurahan tersebut dengan KKN Tematik Destana oleh Universitas Lokal, APBN [BNPB dan K/L], APBD [BPBD dan OPD], Dana Desa, CSR lembaga usaha dll. Dan pada tahun 2023 dilaksanakan pengukuran ketangguhan desa/kelurahan, untuk memastikan peningkatan ketangguhannya.
Kegiatan yang berlangsung selama 34 hari mulai 12 Juli 2019 sampai 17 Agustus 2019 di mulai dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ke barat sampai dengan Kabupaten Serang, Banten ini merupakan kegiatan sinergi bersama dengan BNPB, BSN, Kemendagri, Kominfo, BMKG, organisasi kemasyarakatan, serta PMI.
Melalui penerapan SNI 8357:2017 dan Ekspedisi Destana Tsunami diharapkan dapat memperkuat ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana serta dapat mengurangi resiko yang terjadi akibat yang ditimbulkan dari bencana seperti menimbulkan penderitaan, peningkatan jumlah penyandang disabilitas dan hilangnya nyawa, kerugian, dan kerusakan asset orang-perorangan/ swasata/Negara.(*)