BERITABEKASI.CO.ID, BEKASI TIMUR – Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan massa dari Forum Studi Mahasiswa untuk Keadilan dan Demokrasi (FSMKD) diwarnai dengan aksi saling dorong dengan petugas kepolisian, Senin (17/11/2014).
Mahasiswa sempat saling dorong dengan polisi lantaran dilarang ricuh dan buat keributan. Mereka memblokir jalan dan memaksa pengguna jalan balik arah ke dalam Tol Timur.
Begitu polisi lengah, puluhan mahasiswa berlarian dan saling dorong mendorong. Meski berlangsung dramatis, namun aksi FSMKD itu berakhir ditandai dengan penolakan Ketua FSMKD, Madon Kresna yang tegas menolak Kenaikan Harga BBM.
Sebelumnya, penolakan Kenaikan Harga BBM itu sempat menuai emosi para massa aksi.
“Kami FSMKD menolak dengan tegas dengan kenaikan harga BBM, besok Kita akan teruskan aksi ini ke Kantor DPRD Kota Bekasi,” ancam Madon.
Sementara itu, Kapolresta Bekasi Kota, Kombes Pol, Rudi Setiawan, melanjutkan penegasannya di hadapan puluhan massa aksi FSMKD.
“Saya mengimbau kepada para pendemo untuk tidak melakukan aksi dengan ricuh,” paparnya.
Menurutnya, aksi dibubarkan karena mengganggu kepentingan umum yang mengakibatkan kemacetan panjang di ruas jalan tol Timur
“Aksi hanya berlangsung selama 60 menit. Polisi membubarkan paksa karena mengganggu ketertiban umum,” terangnya.
Lebih lanjut Rudi mengatakan bahwa pihaknya siap mengamankan setiap aksi unjuk rasa yang dilakukan setiap elemen masyarakat.
“Silahkan menyampaikan pendapat dan aspirasinya, tetapi jangan ganggu ketertiban dan menimbulkan gangguan kamtibmas. Jangan lupa patuhi aturan dan pentingkan kepentingan umum,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan beritabekasi.co.id, para petugas kepolisian menggiring massa aksi untuk segera membubarkan diri.
Bahkan, mereka mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Atas aksi ini, sejumlah ruas jalan Tol Timur di sekitar lokasi sempat mengalami kemacetan. (wok)