KARAWANG – Kekeringan di Kabupaten Karawang semakin dirasakan oleh sebagian warga di daerah tersebut.
Bahkan, bencana tahunan ini mengancam 14 desa di tiga kecamatan yakni 7 desa di Kecamatan Tegalwaru, 6 desa di Kecamatan Pangkalan dan 1 desa Kecamatan Ciampel. Total jiwa yang terdampak kekeringan itu mencapai 22.755 jiwa.
Pemerintah Kabupaten Karawang langsung koordinasikan penanganan kekeringan dengan lintas instansi diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang.
Kepala BPBD Karawang Asep Wahyu mengatakan, dalam jangka pendek, pengiriman air bersih akan tetap menjadi prioritas. Beberapa instansi telah siap untuk nengeluarkan armada pengangkut air.
“PDAM telah menyiapkan 4 armada truk pengangkut air, lalu dari BPBD 1 truk air dan dari kepolisian ada watercanon,” ujar Asep, Jumat (5/7/2019).
Sementara untuk jangka panjang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan akan membanguan penampungan tadah hujan di lima titik di Kecamatan Tegalwaru.
“Semua pihak tengah bergerak. Lalu Sekretaris Daerah (Sekda) juga akan menyurati industri untuk membantu penanganan air bersih,” katanya.
Kekeringan parah ini salah satunya dirasakan oleh warga Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang. Saat ini warga kesulitan mendapatkan air bersih lantaran sumber air di wilayah tersebut sudah mengering.
BPBD Karawang sudah menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat setempat sebanyak 5000 liter.
Pendistribusian air bersih untuk warga sekitar Jatilaksana tersebut dibantu pihak kepolisian dan aparatur desa.
Petugas BPBD Karawang, Nurdin mengatakan, Desa Jatilaksana merupakan salah satu wilayah rawan kekeringan. Setiap musim kemarau, warga di daerah tersebut kesulitan air bersih.
Berdasarkan data dari BPBD Karawang, terdapat 3 Kecamatan di wilayah Karawang rawan kekeringan di musim kemarau. Seperti di Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, dan Ciampel.(*)