BEKASI TIMUR – Pergantian nama jalan KH Agus Salim menjadi Jl Sukarsa Wirananggapati, tepatnya dari SMPN 18 ke arah Ganda Agung, Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Pasalnya, Masyarakat merasa keberatan pergantian nama jalan H Agus Salim tanpa melibatkan partisipasi dan sosialisasi masyarakat.
Bahkan, informasinya muncul keresahan dari warga pergantian nama jalan H.Agus Salim, karena sejak jaman dulu menggunakan nama H.Agus Salim sebagai nama jalan di wilayah tersebut.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kota Bekasi Dariyanto mengatakan pemberian kehormatan nama jalan pada saat Pak Tri Adhianto itu baiknya di posisikan kepada wilayah yang belum memiliki nama jalan seperti jalan Underpass Bekasi Timur.
Menurutnya, bila wilayah atau jalan yang sudah ada nama dari sejak dahulu semesti tidak perlu diubah maupun pergantian. Karena perubahan akan berimbas terhadap administrasi kependudukan dan alamat wilayah warga.
“Kalau wilayah sudah ada nama jalan kan warga keberatan terkait administrasi kependudukannya, belum lagi nyari-nyari alamat baru. Warga sekitar juga mau pada demo terkait pergantian nama KH Agus Salim dari perempatan proyek sampai pertigaan SMPN 18 menjadi nama Sukarsa Wirananggapati,” kata Dariyanto, Selasa (26/09/2023).
Namun demikian, dirinya tidak menolak nama para pejuang yang berkontribusi serta mempunyai jasa untuk di jadikan nama jalan di Kota Bekasi. Namun, itu diberikan kepada wilayah-wilayah yang masih kosong belum ada namanya. Seperti Underpass diberikan nama Ahmad Zurfaih.
“Artinya kita menyetujui pemberian kehormatan pada para pejuang dan para tokoh yang sudah berjasa pada kita. imbuhnya. Pada saat beliau (Ahmad Zurfaih) membangun di masa beliau. Itu saya setuju, karena belum ada nama. Atau wilayah belum ada nama jalannya yang masih menggunakan tentatif,”ujarnya.
“Kalau Jalan KH Agus Salim di ganti warga menolak. Karena ini jalan ini di kasih nama sejak jaman dulu dan kalau sekarang di rubah warga menolak keras,”imbuhnya.
Politisi Golkar ini menghimbau kepada pemerintah agar bijak, karena nama jalan KH Agus Salim sudah ada sejak lama. Bagaimana pun, kita dia pemberian dan pergantian nama ajalan perlu banyak hal yang harus di kaji dan tidak semestinya langsung di terapkan.
“Sosialisasi belum ada gitu kan. Tanpa ada sosialisasi. Dan langsung pasang begitu saja. Akhirnya warga sekitar keberatan. Kita ingin jalan ini dikembalikan ke nama awal. Terus pemerintah lakukan sosialisasi dan harus ada tahap pengenalan,” tandasnya.(RON)