BERITABEKASI.CO.ID, BEKASI SELATAN – Kabar miring mengenai kepemimpinan Mochamad Syahroni selaku Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bekasi periode 2012-2014 kembali disoal. Kali ini datang dari Ketua Presidium Majelis Kerakyatan Republik Indonesia (MKRI) Jabodetabek, Rapolo Junius yang menganggap KPAID Kota Bekasi dibawah kepemimpinan Syahroni sangat carut marut dan tidak memiliki jiwa kepemimpinan. “Syahroni tidak layak menjadi Ketua KPAID Kota Bekasi dikarenakan tidak memiliki jiwa kepemimpinan didalam menjalankan sebuah organisasi,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mempertanyakan tentang kenapa KPAID tidak pernah melakukan Rapat Komisioner terkait pembahasan program, anggaran, tata kelola manajemen bahkan tentang kantor KPAID yang berpindah-pindah terus tiap tahunnya. Rapolo juga mengungkapkan bahwa hampir ¾ dari total 10 Komisioner KPAID Kota Bekasi merasa terpedaya oleh Syahroni. “KPAID Kota Bekasi tidak pernah melakukan rapat-rapat tersebut, Komisioner yang lainnya juga merasa terperdaya olehnya (Syahroni),” ungkapnya.
Sementara itu Ketua KPAID Kota Bekasi 2012-2104, Syahroni membantah apa yang dituduhkan kepadanya. Menurutnya tuduhan yang dialamatkan kepadanya sama sekali tidak benar karena pembagian tugas dari 10 Komisioner di KPAID Kota Bekasi sudah cukup jelas. “Tidak benar itu, pembagian tugas ke 10 Komisioner sudah jelas kok, sekarang bagaimana tanggung jawab mereka sebagai komisioner? Selama ini pada kemana?” bantahnya kepada beritabekasi.co.id.
Syahroni menjelaskan bahwa KPAID Kota Bekasi tetap bekerja sesuai dengan fungsinya selama kepemimpinannya. “Per tanggal 12 Agustus 2014 kemarin tuntas sudah masa bakti saya sebagai Ketua KPAID Kota Bekasi, sekitar 285 kasus yang melibatkan anak sudah kami dampingi selama 3 tahun, ini bukti bahwa KPAID tetap bekerja walau para komisioner yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing,” jelasnya.
Syahroni menyayangkan ulah para Komisioner yang melempar berbagai isu miring terkait kepemimpinannya di KPAID Kota Bekasi hanya demi kekuasaan. Padahal menurutnya tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya hanya sebagai bumbu politik sebagai suksesi kepemimpinan KPAID Kota Bekasi yang selanjutnya. “semua ini hanya bumbu dan intrik politik dalam pemilihan Ketua KPAID yang baru,” ujarnya. (wok)