Prabowo, Siap Adu Visi Misi Ditengah Isu Miring

Ilustrasi Jokowi - Prabowo
Ilustrasi Jokowi – Prabowo

BERITABEKASI.CO.ID, BEKASI SELATAN – Menjelang Pilpres yang sudah di depan mata, makin santer pula isu-isu politik yang menyeret nama kedua Capres. Seperti yang terjadi pada Capres Prabowo, yang diterjang banyak isu miring mengenai pelanggaran HAM yang selalu dikaitkan dengannya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Bekasi, Sholihin menegaskan bahwa itu memang merugikan, tapi tidak membawa pengaruh besar bagi elektabilitas Prabowo sendiri. Karena bagi seorang presiden sebenarnya adalah, bagaimana mengadu konsep dan visi misi untuk rakyat Indonesia lima tahun ke depan.
“Seorang presiden hanya instrumen, bagaimana ke depannya Indonesia bisa lebih maju terdepan menjadi macan asia,” katanya di Gedung DPD Golkar, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (17/06/2014).
Sholihin juga mengatakan, ketika Prabowo disandingkan menjadi wakil Megawati, tidak satupun isu yang datang mendekat. Tapi, mengapa sekarang justru malah ramai isu pelanggaran HAM yang dikait-kaitkan dengan Capres nomor urut 1 tersebut.
“Saat Prabowo dipasangkan menjadi wakilnya bu Mega, pada 2009 silam tidak diisukan. Kenapa saat ini malah ramai diisukan mengenai pelanggaran HAM,” keluhnya.
Terkait isu lain yang tak kalah hebohnya, yakni Capres yang tidak memiliki ibu negara, Sholihin menyatakan hal tersebut tidak terlalu penting baginya. Yang dibutuhkan saat ini adalah, bagaimana Indonesia bisa dipimpin ke arah perubahan yang lebih baik, untuk lima tahun ke depan.
“Untuk ibu negara itu tidak terlalu penting menurut saya. Yang terpenting bagaimana masyarakat Indonesia, dalam sehari bisa cukup dengan Rp 20ribu saja. ,” kata dia.
Menurutnya, isu tersebut bersifat urgen dan terlalu pribadi. Dan di luar konteks itu, Prabowo merupakan sosok pemimpin yang tegas dalam mengambil sasaran, juga tepat dalam mengambil keputusan. Hal inilah yang patut diacungkan jempol, sebagai calon pemimpin yang berkualitas dan berdedikasi tinggi untuk membawa perubahan.
“Seorang pemimpin tidak memiliki ibu negara itu tidak ada konsepnya. Sekarang adu konsep dan visi misi saja,” pungkasnya.
(Wok)