BEKASI – Perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bekasi melonjak tajam pada Pemilu 2019. Dari 50 kursi DPRD Kota Bekasi, PKS diprediksi merebut 12 kursi wakil rakyat.
Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta Dr. Dirgantara Wicaksono menilai kekuatan PKS di parlemen secara umum cukup massif, terutama di kota Bekasi. Ia memprediksi kebijakan pemerintah daerah dibawah kepemimpinan petahana (Rahmat Effendi-red) akan diawasi lebih kuat, bahkan sangat mungkin terjadi gesekan. Untuk itu ia memberikan masukan agar petahana lebih menguatkan koalisinya.
“Kalau saya pribadi, melihat kekuatan PKS ini sekarang udah masif di parlemen, pelantikan Agustus mendatang kita akan lihat akan ada perubahan apa? akan ada regulasi apa? kan ini anti tesa kan. Kebijakan-kebijakan pemda di bawah petahana sekarang ini apakah sejalan atau ada gesekan-gesekan dan menurut saya petahana perlu dikuatkan kembali,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (17/7/2019).
Meskipun Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono yang tadinya berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) lalu lompat ke PDIP, manuver ini dinilai Dirgantara, belum bisa mewakili perubahan konfigurasi politik ke depan.
“Saya belum bisa memperkirakan, tetapi pindahnya Mas Tri (Tri Adhianto-red) ke PDIP belum cukup. Kalau menurut saya sih tetap gak akan mulus,” sambungnya.
Dirgantara menilai memori Pilpres 2019 masih sangat cukup kuat. Dimana PKS, Gerindra, PAN dan Demokrat berkoalisi di tingkat nasional. “Barisan ini bisa memperkuat barisan baru untuk mengkritisi petahana di Kota Bekasi. Setidaknya minimal PKS, Gerindra dan PAN ya. Kecuali Demokrat.”
Khusus untuk PKS, Dirgantara menilai, kekuatan partai ini menarik, khususnya di Bekasi. “Misalnya contoh Garbi (Ormas sempalan PKS yang dipimpin Fahri Hamzah-red), Orang-orang menilai Garbi akan jadi partai, tetapi PKS di Bekasi tetap massif, tetap solid dan makin kuat di parlemen. Yang pasti akan banyak keputusan yang bisa mengimbangi petahana.”
Meski demikian, Dirgantara menilai, meski PKS solid dan mendapatkan suara yang banyak di Pileg 2019, tetap saja tidak bisa memutuskan kebijakan baru di legislatif. “Meski oposisi, tetap harus ada komunikasi politik. Menyusun Bekasi yang baru dari parlemen. Bekasi yang unggul. Punya kekuatan baru di industri kreatif, atau tempat-tempat lapangan pekerjaan baru untuk milenial.”
Jika petahana dan oposisi sama-sama kuat dan bagus, Bekasi yang Ihsan akan bisa tercapai.(DNS/RON)