BOGOR – Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengatakan perlunya kerja sama di bidang riset ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di antara negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Indonesia, melalui Kementerian Riset dan Teknologi mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah pesta iptek ke-9 melalui “The 9th ASEAN Science and Technology Week”.
“Komite ASEAN ini membicarakan iptek, 10 negara berdiskusi, bertukar informasi, kerja sama, promosi iptek dan transaksi teknologi,” katanya di sela-sela pembukaan “ASEAN Committee on Science and Technology (COST),” di Bogor, Senin (18/8).
Menristek menambahkan saat ini ada keinginan agar negara-negara ASEAN berubah. Jika dulu pembangunan ekonomi menekankan pada bahan mentah, maka saat ini mengacu pada pengetahuan sehingga bisa menciptakan nilai tambah.
The ASEAN Conference on Science and Technology 2014 merupakan bagian dari kegiatan The 9th ASEAN Science and Technology Week yang bertema “Inovasi untuk Kawasan Paling Dinamis di Dunia”, yang berlangsung 18-28 Agustus 2014.
Sedangkan pada 18-19 Agustus 2014, konferensi yang dilakukan merupakan acara tiga tahunan Komite Iptek ASEAN (COST) yang saat ini telah memiliki 9 sub komite dan telah melakukan program-program unggulan untuk dikolaborasikan antar negara anggota.
Dalam pertemuan ini konferensi dibagi ke dalam delapan sesi paralel yakni sub komite iptek kelautan, iptek material, iptek energi berkelanjutan, mikroelektonika dan teknologi informasi, bioteknologi, meteorologi dan geofisika serta teknologi antariksa.
“Pada 25 Agustus 2014 mendatang dilakukan pertemuan para menteri-menteri se-ASEAN yang akan membahas kebijakan iptek,” ucap Menristek.
Dalam konferensi ini sekitar 280 peserta berpartisipasi. Selain berasal dari dalam negeri, ada pula peserta yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, India, Italia dan Swedia.