Indonesian Coffee Festival, Jadikan Indonesia Pusat Kopi Dunia

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA – Kementerian Perdagangan RI bertekad menjadikan Indonesia sebagai pusat kopi dunia. Selain jenis Robusta dan Arabica yang sudah dikenal dunia, Indonesia berpeluang menjadi rujukan baru kopi dunia melalui ikon Kopi Luwak dan Kopi Tubruk. Tekad besar ini akan diwujudkan dalam Festival Kopi Indonesia (Indonesian Coffee Festival/ICF) ke-3 di Prama Sanur Beach, Bali, pada 17-19 Oktober 2014 mendatang.
“Para konsumen dan pelaku industri perkopian internasional bakal diajak berpetualang menikmati sajian kopi Indonesia dan menjajaki kerja sama bisnisnya,” jelas Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi, baru-baru ini.
Wamen berharap pemain kopi dunia akan menjadikan acara tahunan ICF ini sebagai agenda penting penyelenggaraan festival kopi internasional. “ICF ini perlu dicatat sebagai ajang internasional perkopian Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan bersungguh-sungguh ingin mewujudkan tekad besar Indonesia sebagai pusat kopi dunia di acara ini,” tegasnya.
Tak heran, sejak diluncurkan tahun 2012, ICF kali ini dihelat secara lebih istimewa dan spektakuler. Baik dari sisi penyelenggaraannya maupun jejaring bisnisnya. Kementerian Perdagangan tak sendirian di acara ini. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan sejumlah asosiasi perkopian juga turut berpartisipasi di acara besar ini.
Sebut saja Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Kopi Luwak Indonesia, ASEAN Secretariat, Specialty Coffee Association of Europe, MarkPlus Inc, Walikota Denpasar, Yayasan Sanur, dan Bali Tourism Board.
“Kita ingin mengangkat harkat dan martabat petani kopi Indonesia di kancah internasional. Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang turut terlibat menyukseskan acara ini,” ungkapnya.
Tak main-main, ICF 2014 ditargetkan mampu menggaet 100 pembeli utama perkopian internasional antara lain dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis, Jepang, Italia, Spanyol, Kanada, Belgia, Inggris, Belanda. Jumlah peserta pameran juga bertambah dari tahun sebelumnya, yakni lebih dari 50 eksibitor baik dari dalam dan luar negeri, serta 7.500 pengunjung domestik dan mancanegara.
Peserta festival terdiri dari plantations, roasters, brewers, coffee machines, café brands, coffee utensils, coffee bar, dan coffee merchandising. Bagi pecinta dunia kecantikan, ICF menghadirkan coffee spa sebagai alternatif.
Acara ini juga akan dimeriahkan pertunjukan seni, business matchmaking, lelang kopi, roasting workshop, brewing workshop, café, coffee bar, dan kunjungan di kebun kopi Kintamani. Sebagai pusat kopi dunia di masa depan, produsen dan industri perkopian dalam negeri pantas berbenah secara serius. Festival ini juga diharapkan menjadi ajang penting bagi hubungan semua pemangku kepentingan di dalam negeri.
Kepala Pusat Humas Kemendag, Ani Mulyati mengungkapkan ICF ingin menciptakan hubungan saling menguntungkan antara industri kopi dari hulu hingga hilir, yaitu antara petani, pedagang, produsen, eksportir dan importir kopi.
“Pada akhirnya hubungan ini akan menambah nilai kopi Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku industri kopi dalam negeri,” jelas Ani.
Pengembangan konsumsi kopi juga terus meluas seiring perubahan gaya hidup. Menikmati kopi kini tak lagi didominasi di warung-warung rakyat. Kelas menengah atas kini terus tumbuh sebagai penikmat kopi di kafe-kafe. “Hal tersebut mendorong konsumsi kopi dalam negeri naik 6 persen – 8 persen per tahun,” ungkap Ani.
Saat ini, konsumsi kopi domestik diprediksi mencapai 300.000 ton per tahun. Ini menjadikan peluang yang cukup besar bagi produsen dalam negeri untuk fokus menggarap pasar lokal. Menurut International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi meningkat dua kali lebih cepat di negara-negara pengekspor maupun pengimpor kopi seperti AS dan Italia. Para petani kopi di negara pengekspor terus berupaya untuk dapat memenuhi meroketnya permintaan di dalam maupun luar negeri. Menurut para analis, hal tersebut memicu kenaikan biji kopi pada pasar berjangka sekitar 75 persen.
“Kegiatan festival seperti ini merupakan momentum yang baik bagi pelaku kopi Indonesia untuk bersinergi menyukseskan serta meningkatkan industri kopi dalam negeri di masa yang akan datang,” tandas Ani.